REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan menyebut adanya keterlibatan pejabat kepolisian dalam kasusnya. Hal ini disampaikan Novel kepada majalah TIME saat menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura.
Dikonfirmasi ke pihak Istana Kepresidenan, belum ada pejabat yang mau memberikan komentarnya. Sekretaris Kabinet Pramono Anung, saat diwawancara terkait hal ini, mengaku tidak mengetahui dugaan keterlibatan pejabat kepolisian dalam kasus Novel tersebut.
“Nggak tahu,” kata dia singkat, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (15/6).
Sementara, Kepala Kantor Staf Presiden Teten Masduki juga enggan memberikan tanggapannya saat ditanya oleh awak media.
“Itu bukan saya. Tanya kepada juru bicara saja,” kata Teten singkat.
Sebelumnya, kepada Majalah TIME, Novel Baswedan mengaku heran dengan tak adanya perkembangan penyelidikan kasus penyiraman air keras terhadap dirinya. Ia pun mengaku mendapatkan informasi adanya keterlibatan pejabat kepolisian dalam kasus ini.
"Saya sebenarnya telah menerima informasi bahwa seorang jenderal kepolisian—level tinggi dari jajaran kepolisian—terlibat (dalam kasus penyiraman air keras). Awalnya, saya bilang itu informasi yang bisa jadi salah. Namun, kini sudah dua bulan lamanya dan kasus saya tak juga menemukan titik terang. Saya katakan, perasaan saya bahwa informasi itu bisa saja benar,” kata Novel Baswedan, seperti dikutip TIME, Selasa (13/6).
Menanggapi hal itu, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Mochamad Iriawan pun kaget dan mengaku belum membaca laporan Majalah Time.