REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU -- Tabuhan dol, alat musik khas Bengkulu, menyemarakkan takbir menyambut 1 Syawal 1438 Hijriah di Masjid Jamik atau disebut juga Masjid Bung Karno di Jalan Soeprapto, Kota Bengkulu, Sabtu, malam.
"Dol yang bentuknya mirip dengan bedug selalu mengiringi takbir menyambut Idul Fitri di Masjid Bung Karno," kata Iksan, pengurus Pemuda Masjid Bung Karno di Bengkulu, Sabtu malam.
Ia mengatakan di masjid yang berstatus benda cagar budaya karena arsitekturnya merupakan karya Bung Karno itu, tabuhan dol pada malam takbir menjadi tradisi.
Sedikitnya enam dol dibariskan dan ditabuh secara bergantian oleh para remaja dan orang tua yang memahami irama takbir.
Masjid Jamika adalah masjid yang dipugar Bung Karno ketika menjalani pengasingan di Bengkulu dalam kurun waktu 1938 hingga 1942.
Atraksi tabuh dol di kompleks Masjid Jamik menarik perhatian dan menjadi tontotan warga yang melintas di Jalan Soeprapto yang merupakan jantung Kota Bengkulu.
"Atraksinya seru karena bunyi dol juga khas dan penabuh harus kompak," kata Purwanto, salah seorang warga yang menyaksikan tabuhan dol.
Pemerintah menetapkan 1 Syawal 1438 Hijriah pada Minggu (25/6) dan seluruh umat Muslim merayakan Idul Fitri secara serentak.
Sejak pengumuman 1 Syawal disampaikan ke seluruh umat, gema takbir pun berkumandang dari masjid-masjid di dalam Kota Bengkulu.
Pantauan di Kota Bengkulu, sebagian besar umat menggelar takbir di kompleks masjid.