REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Prancis akan melarang penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel pada 2040. Rencana pelarangan ini terkait usaha Prancis untuk bisa memenuhi target penurunan emisi karbon, seperti yang diatur dalam Kesepakatan Paris tentang Perubahan Iklim.
Hal ini disampaikan Menteri Ekologi Prancis, Nicolas Hulot dalam sebuah jumpa pers, Kamis (6/7) waktu setempat. Hulot memang dikenal sebagai aktivis lingkungan. Hulot ditunjuk sebagai Menteri Ekologi dalam kabinet yang dibentuk oleh presiden baru Prancis, Emmanuel Macron.
''Kami mengumumkan penghentian penjualan mobil (berbahan bakar) bensin dan diesel pada 2040,'' ujar Hulot seperti dikutip dari Eteknix, Jumat (7/7) WIB.
Hulot menyebut langkah ini adalah revolusi yang sesungguhnya. Kendati mengaku bakal mendapatkan berbagai kesulitan dalam menjalankan kebijakan ini, tapi Hulot optimis, program penghentian penjualan mobil berbahan bakar bensin dan diesel bisa diterapkan pada 2040.
''Produsen dan pabrik mobil kami memiliki banyak ide untuk bisa mengembangkan dan mewujudkan janji ini, yang juga cukup penting untuk isu kesehatan masyarakat,'' ujar Hulot.
Pakar industri otomotif dari Universitas Aston, David Bailey, menyambut baik langkah Prancis tersebut. Menurutnya, hal ini menjadi sinyal keseriusan Prancis dalam mendorong perubahan di industri otomotif. Perubahan itu termasuk penggunaan mobil elektrik.
''Jangka waktu yang begitu panjang bisa menjadi tanda keseriusan itu. Jika berhasil, maka akan menjadi sinyal yang sangat jelas kepada produsen dan konsumen soal arah perjalanan (industri otomotif) serta dapat mempercepat transisi ke mobil listrik,'' kata David.
Kendati begitu, menurut Ekonom dari Universitas Stanford, Tony Seba, pelarangan itu adalah sesuatu yang berlebihan. Seba menilai, pada 2040 nanti, orang memang sudah lebih tertarik untuk menggunakan mobil listrik. ''Hal itu seperti melarang penjualan kuda untuk kepentingan transportasi pada 2040. Tidak akan terjadi larangan,'' tutur Seba.
Penilaian Seba ini pun seiring dengan penurunan penjualan mobil diesel, setidaknya yang terjadi di Eropa. Seperti dilansir Reuters, ada tren penurunan penjualan mobil diesel, terlebih pasca-Volkswagen terlibat skandal tentang pengurangan emisi pada 2015 silam.
Tingkat penjualan tersebut kian menurun tajam setelah beberapa kota di Eropa, seperti Stuttgart dan Muenchen, mengumumkan rencana pelarangan penggunaan mobil diesel, yang dianggap memberi andil besar terhadap meningkatnya jumlah warga yang mengalami gangguan pernapasan.