REPUBLIKA.CO.ID, BALIKPAPAN -- Russian Railways dengan anak perusahaannya PT Kereta Api Borneo berencana membangun total 575 km rel kereta api, melewati 4 kabupaten di Kalimantan Timur. Presiden Direktur PT Kereta Api Borneo Sergey Kuznetsov mengatakan pembangunan rel kereta api tersebut memakan total investasi tidak kurang dari 2 miliar dolar AS.
"Akan ada dua jalur rel, pertama Jalur Utara sepanjang 305 km dan kedua Jalur Selatan sepanjang 270 km," katanya, Senin (10/7).
Jalur utara akan menghubungkan Tabang di Kutai Kartanegara, jauh di pedalaman, dengan Maloy di Kutai Timur di pesisir. Jalur selatan dimulai dari Melak di Kutai Barat dan berakhir di Buluminung, Penajam Paser Utara. Diperhitungkan seluruhnya akan selesai pada 2022. Buluminung ada di pantai selatan Teluk Balikpapan, Maloy 600 km timur laut Kota Minyak.
"Saat ini kami sudah menyelesaikan sejumlah studi, seperti geofisika dan hidrologi, tidak kurang kami juga mengambil dan menguji 2.000 sampel tanah sepanjang jalur," kata Kepala Pengembangan Bisnis dan Konstruksi Vladimir Volkov.
Kedua jalur rel ini akan digunakan untuk angkutan barang, dalam hal ini sumber daya alam seperti batubara dan minyak sawit mentah (crude palm oil, CPO). Baru lebih kurang 5 tahun setelah tahun 2022 kereta api tersebut juga mengangkut orang.
Sebagai ujung rel di pesisir, di Maloy maupun Buluminung akan dibangun pelabuhan. Sebelumnya keduanya di dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kalimantan Timur dicanangkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus dan Kawasan Industri. Akan ada dermaga, stockpile batubara, fasilitas pemindah angkutan seperti ban berjalan, crane, baik di Maloy maupun di Buluminung, dengan kapasitas awal 5 juta ton per tahun.
Di sisi lain, diketahui di sepanjang kedua jalur yang direncanakan memang berlokasi sejumlah tambang dari perusahaan-perusahaan tambang besar.
Di Jalur Selatan, di Kutai Barat, 2 jam bermobil dari Melak ke tenggara ada tambang batubara yang dikelola PT Gunung Bayan Pratama, perusahaan milik Dato Low Tuck Kwong, konglomerat asal Malaysia.
Sementara di Jalur Utara ada tambang-tambang yang dikelola PT Kitadin hingga yang terkenal Kaltim Prima Coal (KPC) yang mengelola tambang batubara open pit terbesar di dunia. Sejumlah perkebunan kelapa sawit yang dikelola perusahaan besar juga bakal dilintasi rel kereta tersebut.
Investor Rusia sendiri sesungguhnya tidak asing dengan Kalimantan Timur. Di masa Presiden Soekarno berkuasa mereka mengerjakan sejumlah proyek. Yang terkenal hingga hari ini adalah proyek jalan Balikpapan-Samarinda sepanjang 110 km.
Jalan itu, oleh para tetua, termasuk para ekspatriat senior yang menetap di Balikpapan, masih disebut Russian Road, jalan yang sekarang dikenal dengan nama Jalan Soekarno-Hatta. ***1***
TAKE