REPUBLIKA.CO.ID, MANILA -- Korban tewas dalam pertempuran antara petempur ISIS dan pasukan pemerintah di Marawi telah melebihi 500 orang.
Juru bicara Angkatan Bersenjata Filipina (AFP) Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengatakan 90 korban tewas di antaranya adalah tentara dan polisi di Marawi City, 800 kilometer di selatan Manila.
Dilansir dari Aljazirah, dia menambahkan sedikitnya 381 korban tewas adalah petempur yang tewas dalam peperangan. Peperangan tersebut dimulai pada 23 Mei setelah pasukan pemerintah mencoba menahan pemimpin lokal ISIS.
Baca: Duterte: Saya Butuh 15 Hari Lagi Selesaikan Krisis Marawi
Militer mengatakan korban sipil sebanyak 39 orang. Masih ada sejumlah bagian kota yang tidak bisa diakses dimana ditakutkan warga sipil dieksekusi. Pasukan pemerintah belum mampu menguasai kembali wilayah yang dikepung di Marawi karena adanya penembak jitu dan perangkap.
Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana menyangkal laporan media setempat yang menyebut 2.000 warga sipil tewas dalam konflik. Dia mendesak publik tidak membagi laporan yang tidak terverifikasi karena bisa menyebabkan panik dan kebingungan.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendeklarasikan darurat militer selama 60 hari di Mindanao. Dekrit tersebut akan kedaluwarsa dalam 10 hari.