REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat mempersilakan polisi untuk menjelaskan rencana perekrutan warga yang mengatur lalu lintas secara mandiri yang kerap disebut Pak Ogah atau Polisi Cepek. Rencana itu langsung mengundang banyak pendapat.
"Tanya ke polisi-lah," ujar Djarot di Balai Kota, Selasa (25/7).
Mantan wali kota Blitar tersebut mengatakan sepanjang jalan di ibu kota masih macet, maka keberadaan Pak Ogah dapat membantu. Sebab kepolisian dan dinas perhubungan dan transportasi Pemprov DKI Jakarta memiliki keterbatasan tenaga di lapangan.
"Nah maka perlu dievaluasi dan kita bicarakan. Jangan kemudian setelah itu wah nanti orang ramai-ramai jadi Pak Ogah," katanya.
Sebelumnya,kemacetan akibat pembangunan sejumlah infrastruktur di Ibu Kota membuat polisi lalu lintas bekerja ekstra di jalan raya. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Halim Pagarra mengungkapkan, direktoratnya telah melakukan penempatan personel tambahan di sejumlah titik rawan seperti di Kuningan dan Mampang.
Bukan hanya itu, Halim juga mengaku ada wacana untuk menggandeng warga yang kerap mengatur lalu lintas, yang dikenal khalayak sebagai pak Ogah. Mereka akan digandeng untuk membantu tugas polisi di jalan raya. Mereka pun disebut Halim sebagai Supertas.
"Menggunakan Supertas, sukarelawan pengatur lalu lintas, itu program yang akan dibicarakan, dipresentasi. Nanti dia akan pakai seragam," kata Halim ketika ditemui di Mapolda Metro Jaya, Jumat (21/7).