REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Ratusan demonstran berkumpul di dekat Kedutaan Besar Israel di ibukota Amman, Yordania, pada Jumat (28/7). Mereka mengungkapkan kemarahan karena penjaga kedutaan Israel yang menembak mati dua warga Yordania, telah kembali ke Israel dan mendapat kekebalan diplomatik.
Mereka beramai-ramai meneriakkan "kematian untuk Israel!" dan menyerukan pengusiran Dubes Israel dari Amman. Para demonstran itu juga ingin agar Yordania membatalkan perjanjian damai dengan Israel.
Pada Ahad (23/7) lalu, seorang penjaga kedutaan Israel menembak mati seorang remaja Yordania bernama Mohammad Jawawdah. Pelaku juga menembak mati pemilik rumah yang ditempatinya selama tinggal di Amman. Israel mengklaim, pelaku tengah membela diri setelah Jawawdah menyerangnya dengan obeng.
Raja Yordania Abdullah II dengan marah menuntut Israel agar mengadili pelaku penembakan itu. Dia juga mengunjungi keluarga korban yang terbunuh untuk menyampaikan bela sungkawa.
Akan tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu justru memberi ucapan selamat datang kepada pelaku setelah dipulangkan ke Israel. Netanyahu menyatakan, penjaga kedutaan telah memiliki kekebalan diplomatik.
Raja Abdullah II, dalam sebuah pertemuan dengan pejabat tinggi pemerintah Yordania, mengatakan penembakan di kedutaan Israel akan berdampak langsung pada hubungan kedua negara. Dia juga mengatakan, Netanyahu harus mengambil tindakan hukum terhadap penjaga tersebut, dan bukannya menggunakan aksi kejahatan ini untuk mencapai keuntungan politik pribadi.
"Perilaku yang tidak dapat diterima dan provokatif telah membuat kita marah, menyebabkan keresahan, dan memicu ekstremisme di wilayah ini," ujar Raja Abdullah II, dikutip Alarabiya.