REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Polemik yang mendera Ketua Kwarnas Pramuka Adhyaksa Dault terkait dugaan bahwa dirinya merupakan anggota Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dibantah secara langsung. Bahkan kepastian ini pun disampaikan langsung kepada Presiden Joko Widodo ketika berbincang mengenai persiapan acara Raimuna 2017.
Adhyaksa mengatakan, persoalan yang menyebut dirinya seorang HTI sebenarnya sudah selesai. Dia menjelaskan bahwa kedatangannya ke acara HTI pada 2013 setelah ada undangan yang masuk untuk dirinya. Dan pada tahun tersebut pada 2013 HTI belum dibubarkan oleh pemerintah.
"Saya sampaikan ke presiden bahwa ini sudah clear," kata Adhyaksa usai bertemu Joko Widodo di Istana Negara, Kamis (10/8).
Adhyaksa menuturkan, selama dirinya didapuk sebagai Ketua Kwarnas Pramuka tidak ada satu patah kata pun dan sikap dirinya yang anti Pancasila, apalagi Pancasila telah final dan menjadi dasar negara yang harus dipertahanan.
"Pramuka ini menjadi garda terdepan. Anugerah terbesar yang Tuhan berikan kepada kami setelah iman adalah Tanah Air Indonesia," ujarnya.
Menurut Adhyaksa, keikutsertaan dia dalam acara HTI karena dalam agama Islam diceritakan bahwa akan ada Khalifah, yaitu Imam Mahdi yang bakal melawan Dajjal pada akhir zaman.
Imam Mahdi akan menjdai Khalifah di dunia. Alasan ini yang membuat dirinya datang dalam acara tersebut. Pemikiran ini pula yang disampaikan Adhyaksa kepada Joko Widodo.
Namun, Adhyaksa menegaskankan, dia tidak pernah berpikiran untuk mengganti pancasila sebagai landasan negara dengan sistem kekhalifahan. Apalagi khalifah saat ini memiliki konotasi miring seiring dengan kehadiran ISIS, yang jelas bertengangan dengan apa yang diajarkan agama dan membuat masyarakat ketakutan.
"Bapak Presiden tahu saya kok. Dia mengerti bahwa saya ini nasionalis religius dari dulu," jelasnya.
Dengan latar belakang keluarga yang religius dan nasionalis dari sang kakek dan paman, Adhyaksa memastikan akan membela Pancasila di mana pun dia berada.
Dengan kepemilikian Bintang Mahaputra Adipradana, Adhyaksa tidak akan sekalipun mengkhianati Pancasila. Tudingan bahwa Adhyaksa merupakan anggota HTI sempat menimbulkan persoalan bagi Pramuka.
Menpora Imam Nahrawi bahkan berencana tidak akan mengucurkan dana untuk Pramuka karena mensinyalir Adhyaksa adalah anggota tetap HTI. Namun, dengan klarifikasi yang telah disampaikan di berbagai media massa, Imam Nahrawi akhirnya mengucurkan anggaran rutin pramuka.