REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabag Mitra Divisi Humas Polri Kombes Awi Setiyono mengatakan dari 800 ribu akun-akun yang serupa dengan Saracen, penyidik menemukan banyak admin grup yang sudah tidak aktif setelah kasus ini bergulir.
"Seperti di grup Facebook saracencyberteam hasil pantauan penyidik posisi member yang tadi ada sekitar 800 ribu member, kemarin dilakukan update sudah banyak yang meninggalkan Facebook tersebut," kata Awi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (25/8).
Terakhir, kata Awi, posisi member menjadi 732.367 ribu. "Ini jadi pembelajaran netizen dan diharapkan jangan sampai mereka-mereka melakukan lagi ujaran kebencian dan berita hoax yang bersifat provokatif dan memecah belah," ucapnya.
Terkait tindak lanjut terhadap grup Saracen, kata Awi, menjadi kewenangan penyidik. "Itu sepenuhnya kewenangan penyidik karena memang belum disita jadi masih aktif. Karena banyak itu kan, Saracen banyak menggunakan beberapa akun Facebook. Salah satunya saracencyeberteam. Setelah masuk sana kita akan lihat banyak," ujarnya.
Sebelumnya, Polri berhasil menciduk tiga pengurus Saracen, yakni MFT (43 tahun) yang berperan membidangi media dan informasi situs Saracennews.com, SRN (32 tahun) yang berperan sebagai koordinator grup wilayah, dan JAS (32 tahun) yang berperan sebagai ketua.
Kelompok Saracen eksis sejak November 2015. Mereka menggunakan beberapa sarana untuk menyebarkan ujaran kebencian berkonten SARA, antara lain Grup Facebook Saracen News, Saracen Cyber Team, situs Saracennews.com. Hingga saat ini diketahui jumlah akun yang tergabung dalam jaringan Grup Saracen lebih dari 800 ribu akun.