Senin 28 Aug 2017 16:00 WIB

JK: Indonesia Lakukan Dua Kesalahan Besar di Sektor Ekonomi

Jusuf Kalla
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengatakan pemerintah telah melakukan dua kesalahan besar di bidang ekonomi yang membuat kemajuan Indonesia lebih lambat dibandingkan negara-negara tetangga, seperti Singapura, Malaysia dan Thailand.

"Kenapa terjadi? Karena kita punya dua kesalahan pokok dalam ekonomi selama 20 tahun terakhir. Pada krisis '97 kita menghabiskan energi, kita menjaga, menggaransi bank-bank yang rusak. Yang kedua kita menyubsidi BBM begitu besar dalam waktu sepuluh tahun," kata JK di Istana Wakil Presiden di Jakarta, Senin (28/8).

Pernyataan tersebut disampaikan Wapres dalam kuliah umum bertema "stabilitas ekonomi untuk kemajuan bangsa" bagi Peserta Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Ke-56 dan Peserta Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) Ke-21 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas).

Menurut JK, saat krisis ekonomi 1997, pemerintah telah mengucurkan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) hingga hampir Rp600 triliun dalam kurun waktu dua tahun. Sedangkan untuk subsidi BBM, pemerintah telah mengeluarkan Rp 400 triliun guna menyubsidi pada 2004 yang sebagian besar salah sasaran atau dinikmati masyarakat mampu.

"Apabila dihitung sekarang dengan segala macam bunganya, Rp 600 triliun bisa jadi kira-kira 3 ribu triliun, kemudian tahun 2004-2014 saja, hampir Rp 400 triliun BBM kita subsidi, tapi yang menikmati orang punya mobil seperti kita semua di sini," kata dia.

Apabila semua dana BLBI dan subsidi BBM itu digabung, lanjut Wapres, pemerintah saat ini akan punya dana sekitar Rp 6 ribu triliun yang dapat digunakan untuk membangun infrastruktur. "Kira-kira Rp 6 ribu triliun yang kita telah buang untuk menyelesaikan masalah-masalah, sekiranya setengah saja kita pakai untuk infrastruktur, tentu infrastruktur kita tidak akan kalah dari negara tetangga," kata dia.

Namun, Wapres juga mengakui bahwa kesalahan itu telah terjadi dan yang terpenting saat ini bagaimana pemerintah tidak mengulangi kesalahan yang sama demi kemajuan bangsa. "Tapi itu sudah terjadi, sekarang yang penting apa yang kita lakukan ke depan, kini kita tidak menghamburkan uang untuk subsidi kecuali untuk makanan, pendidikan, kesehatan karena itu pokok, penting untuk bangsa ini," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement