Selasa 29 Aug 2017 11:13 WIB

Korsel Tembakkan Bom Balas Rudal Korut

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-14 di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara.
Foto: AP
Peluncuran rudal balistik antarbenua Hwasong-14 di lokasi yang tidak diketahui di Korea Utara.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Angkatan Udara Korea Selatan (Korsel) melepaskan tembakan balasan setelah Korea Utara (Korut) melakukan uji coba penembakkan rudal ke Laut Jepang, pada Selasa (29/8). Empat pesawat F-15 milik Korsel menjatuhkan delapan bom MK-84 di sebuah lapangan militer di dekat pantai timur Korsel.

Juru bicara kepresidenan Jepang Park Su-hyun mengatakan satu bom MK-85 memiliki kekuatan ledakan sebesar satu ton. Park juga mengatakan Direktur Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong telah menghubungi penasihat keamanan nasional Donald Trump, yaitu H.R. McMaster, untuk membahas uji coba terbaru Korut.

Pentagon mengatakan kepada wartawan, pihaknya sedang menyelidiki peluncuran rudal Korut yang dilakukan di atas Laut Jepang. "North American Aerospace Defense Command (NORAD) menyatakan peluncuran rudal dari Korea Utara tidak menimbulkan ancaman bagi Amerika Utara," ujar Pentagon.

Kepala Staf Gabungan Seoul mengatakan, rudal Korut tersebut menempuh jarak 1.677 mil dan mencapai ketinggian maksimum 341 mil setelah terbang di atas pulau Hokkaido di utara Jepang. Peluncuran tersebut merupakan yang pertama kali melintasi Jepang sejak 2009. Militer Korsel mengatakan pihaknya sedang menganalisis peluncuran tersebut di Amerika Serikat. Seoul juga memperkuat pengawasan dan persiapan jika Korsel melakukan tindakan lebih lanjut.

Pejabat Jepang menyatakan tidak ada kerusakan pada kapal atau bangunan lainnya yang dilaporkan. Sementara saluran televisi NHK Jepang mengatakan rudal tersebut dipisahkan menjadi tiga bagian. "Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kehidupan masyarakat," ujar Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, dikutip Fox News. "Tindakan sembarangan meluncurkan rudal yang melayang di atas negara kita adalah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, serius dan penting," ujarnya.

Kementerian Luar Negeri Korsel memperingatkan, Korut akan mendapatkan tanggapan yang serius dari aliansi AS-Korsel jika provokasi nuklir dan rudal berlanjut. Kementerian tersebut juga mendesak Pyongyang untuk melakukan pembicaraan mengenai program nuklirnya dan mengakui bahwa meninggalkan ambisi nuklirnya adalah satu-satunya cara untuk menjamin keamanan dan pembangunan ekonominya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement