Selasa 05 Sep 2017 18:00 WIB

PDIP: Sulawesi Utara Harus Wujudkan Empat Pilar dan Trisakti

Harapan ini disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pemaparan di Sarasehan Kebangsaan dengan tema Empat Pilar Kebangsaan di Graha Gubernuran Sulawesi Utara, Manado, dalam keterangannya, Selasa (5/9).
Foto: istimewa
Harapan ini disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pemaparan di Sarasehan Kebangsaan dengan tema Empat Pilar Kebangsaan di Graha Gubernuran Sulawesi Utara, Manado, dalam keterangannya, Selasa (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Sulawesi Utara merupakan bagian penting bagi NKRI dan menjadi salah satu simbol kebanggaan Indonesia. Bahkan menjadi benteng NKRI karena posisinya yang strategis. Karenanya, penting membumikan Pancasila dan menghadirkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan ini disampaikan Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto saat memberikan pemaparan di Sarasehan Kebangsaan dengan tema Empat Pilar Kebangsaan di Graha Gubernuran Sulawesi Utara, Manado, dalam keterangannya, Selasa (5/9).

"Provinsi Sulawesi Utara penting dikaitkan dengan dinamika geopolitik internasional dan Indonesia. Oleh karena itu Sulawesi Utara harua mewujudkan Empat Pilar dan Trisakti," ucap Hasto.

"KIita berharap kebhinekaan betul-betul hidup dan Sulut jadi halaman depan NKRI," tambah Hasto.

Dia memberi apresiasi kepada Gubernur Sulawesi Utara atas penyelenggaraan agenda tersebut. Sarasehan dihadiri Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven E.O. Kandouw, kepala daerah se-Sulut, aparatur sipil negara Pemprov Sulut dan kader PDIP.

Mengawali pemaparannya, Hasto mengulas peranTaufiq Kiemas dan sejarah gagasan Empat Pilar. Empat pilar terdiri dari Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Bhineka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan RepubliK Indonesia.

Saat memberikan pemahanan empat pilar, Hasto tidak hanya berpidato. Namun, dia menyajikan sejumlah video klip untuk memotivasi dan membangkitkan spirit nasionalisme peserta sarasehan.

Video klip yang diputar yakni Aku Melihat Indonesia. Sebuah puisi Bung Karno yang beberapa waktu lalu digubah menjadi lagu oleh Band Rodinda.

Lalu, diputar tayangan kisruh yang melanda Suriah. Keindahan alam dan kecintaan kepada tradisi persembahan Pemkab Banyuwangi. Video keanekaragaman dan kekayaan Indonesia.

Pada bagian lain, saat berpidato, Hasto memutar cuplikan Pidato Bung Karno tentang kelahiran Pancasila 1 Juni dan ditutup videoklip Satu Indonesiaku dan Bangga menjadi Indonesia.

Hasto secara khusus mendukung langkah Pemprov dalam memperhatikan pulau-pulau terluar di dalam menjaga NKRI.

"Kita harus menggerakkan rasa cinta tanah air dan meyakini kita bangsa yang besar. Jangan sampai ideologi Pancasila digoyang ideologi lain," ucap Hasto.

Gubernur Olly Dondokambey berharap peserta sarasehan baik dari kalangan aparatur pemprov dan kader partai bisa menangkap pesan yang disampaikan Sekjen PDIP. Olly menyebut banyak masukan yang disampaikan Hasto yang membuka wawasan peserta sarasehan untuk menjaga NKRI. 

"Sarasehan ini hal yang baik. Kerukunan dan kebersamaan serta keanekaragman agama di Sulut baik dan diperkuat sehingga bisa menjadi contoh bagi daerah lain," ucap Olly.

Usai sarasehan, Hasto menyempatkan diri meninjau kantor DPD PDI Sulawesi Utara di Minahasa Utara. Kantor yang tahun lalu diresmikan Megawati Soekarnoputri itu merupakan aset partai.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement