REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Para siswa SMKN 1 Kabupaten Garut ikut bersimpati terhadap kekejaman pada etnis Rohingya di Myanmar. Mereka melakukan aksi teatrikal pembantaian etnis Rohingya di halaman sekolah. Lewat aksi itu, mereka menunjukkan kekejaman militer Myanmar.
Kepala SMKN 1 Garut Dadang Johar merasa bersimpati dengan peristiwa di Myanmar. Ia menyebut aksi yang dilakukan para siswa sebagai bentuk kritik terhadap kekerasan di Myanmar.
"Aksi ini sebagai bentuk perwujudan solidaritas dari kami terhadap bangsa yang menderita. Apalagi etnis Rohingya juga satu aqidah dengan kami. UNHCR dan OKI juga tak bisa berbuat banyak," katanya pada wartawan di SMKN 1 Garut, Jalan Cimanuk, Jumat (8/9).
Ia menilai, pembantaian yang dilakukan tak sesuai dengan keyakinan mayoritas penduduk Myanmar berupa agama Buddha. Menurutnya, tiap agama termasuk Budha mengajarkan perdamaian. "Apalagi mereka penganut Buddha. Makhluk bernyawa saja tak boleh dibunuh dalam ajaran Buddha. Ironisnya pimpinannya tertinggi mereka juga peraih nobel perdamaian," ujarnya.
Ia berharap aksi tersebut sekaligus melatih para siswa untuk perduli terhadap sesama. Tak hanya aksi teatrikal, para siswa dan pihak sekolah ikut menyisihkan uang yang nantinya akan disalurkan kepada pengungsi Rohingya. "Nanti akan kami salurkan ke Rohingya lewat lembaga atau instansi yang memang biasa mengirim bantuan ke sana," ucapnya.