REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Direktorat Kriminal Umum, Polda Kalbar, meringkus empat tersangka pengeroyok seorang guru SMP N 2 Siantan, Adrianus Amit (47). Setelah penganiayaan korban sempat dilarikan ke rumah sakit dalam kondisi tak sadarkan diri hingga kemudian tewas.
"Keempat tersangka telah mengaku memukul korban hingga tidak sadarkan diri, pelaku merupakan pemilik dari rental mobil, warga Kota Pontianak," kata Dirkrimum Polda Kalbar Kombes (Pol) Asep Safrudin di Pontianak, Kamis (14/9).
Keempat tersangka tersebut, yakni berinisial SH, DS, MS dan RD, dan satu unit mobil yang digunakan saat menganiaya korban juga diamankan untuk barang bukti. Ia menegaskan Polda Kalbar akan mengusut kasus tersebut dan mencari pelaku penganiayaan lainnya.
"Kini kami masih dalam tahap pengembangan kasus, dan keempat tersangka kooperatif saat memberikan keterangan. Terkait kemungkinan apakah akan bertambah jumlah tersangka dalam kasus itu, tentunya tergantung dari hasil penyidikan," ungkap dia.
Sebelumnya Endah Widayati, istri korban dari Adrianus Amit (47), mendesak aparat hukum mengusut tuntas kasus penganiayaan suaminya. Menurut dia, suaminya sempat dirawat selama 12 hari di Rumah Sakit Antonius Pontianak, tetapi tidak tertolong hingga menghembuskan napas terakhirnya, Rabu (13/9) dinihari.
Korban meninggal dunia diduga karena diculik dan dianiaya lebih dari 20 orang yang mendatangi rumahnya di Jalan Khatulistiwa, Gang Teluk Air, Kelurahan Siantan Hilir, Kecamatan Pontianak Utara, 2 September 2017 lalu.
"Saat kejadian, saya tidak ada di rumah, suami saya hanya berdua bersama anak saya. Saat kejadian anak saya saat itu mendengar bunyi kekerasan yang terjadi, ia mencoba ke luar kamar namun dihadang oleh salah satu pelaku," ungkapnya.
Menurut dia, esoknya, dia baru mengetahui suaminya ketika sudah berada di rumah sakit. "Dan selama di rumah sakit suami saya tidak sadarkan diri," ujar dia.
Sementara itu, Ahli Forensik RSUD Soedarso Pontianak Kalbar dr Monang Siahaan mengungkapkan penyebab kematian Adrianus Amit (47) Guru SMPN 2 Siantan diduga karena ada pendarahan di bagian otak, akibat benturan atau pukulan benda tumpul di bagian kepala korban.