REPUBLIKA.CO.ID, BANGLADESH -- Dengan membawa misi solidaritas kemanusiaan untuk membantu para pengungsi Muslim Rohingnya yang terusir dari Myanmar, Tim Muhammadiyah Aid telah tiba di Bangladesh sejak Sabtu (23/9) kemarin. Tim ini terdiri dari perwakilan Lazismu Andar Nubowo, perwakilan dari MDMC Abdoel Malik R dan dr Corona Setiawan yang beranggotakan tiga dokter dan sembilan perawat.
Sama halnya dengan lembaga kemanusiaan lainnya, Tim Muhammdiyah Aid sulit untuk masuk ke lokasi pengungsian. Kondisi itu menjadi tantangan tersendiri bagaimana berkoordinasi dengan pemerintah Bangladesh dan lembaga-lembaga kemanusiaan lokal dan internasional.
Tim Muhammadiyah Aid, Andar Nubowo mengatakan, bahwa kondisi di sana cukup ketat untuk bantuan asing, termasuk dari Indonesia. "Kedatangan relawan asing dari Indonesia, Malaysia, dan Turki sejak kedatangan diawasi ketat," ujarnya dalam keterangan persnya, Selasa (26/9).
Namun, setelah berjuang akhirnya Tim Medis Muhammadiyah Aid diizinkan masuk oleh Pemerintah Bangladesh ke kamp pengungsi Rohingya di Coxs Bazar Bangladesh pada Senin (25/9). Seluruh Tim ikut menandatangani kesepakatan (MoU) dengan lembaga Bangladesh. Tim Muhammadiyah Aid juga mengikuti rapat koordinasi dengan Tim Indonesian Humanitarian Alliance (IHA) setibanya di Dhaka, Bangladesh.
"Kendati dalam situasi yang sulit, Tim berupaya bekerja semaksimal mungkin. Tim Muhammadiyah Aid memohon doa kepada masyarakat Indonesia supaya kami di lapangan mendapat kemudahan dan kelancaran dalam menunaikan misi kemanusiaan," kata Andar.
Bantuan kemanusiaan ini dilakukan setelah Lazismu mengumpulkan bantuan dari rakyat Indonesia. Total donasi yang terkumpul lewat Lazis Muhammadiyah (Lazismu) sebesar Rp 15 Miliar.