REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Peluang bagi Netty Prasetyani untuk menjadi calon wakil gubernur mendampingi Deddy Mizwar yang diusung Partai Gerindra pada Pilgub Jawa Barat 2018 pun kembali terbuka. Kemungkinan itu setelah DPD Partai Gerindra Jabar menyatakan kecil kemungkinannya mengusung kembali Ahmad Syaikhu yang sebelumnya diusung PKS untuk mendampingi Deddy Mizwar.
Namun, menurut calon Gubernur Jawa Barat, Netty Prasetyani, sebagai kader PKS yang sempat diunggulkan dalam pemilihan raya, dia hanya bisa menunggu keputusan DPP partainya. Netty pun menyatakan siap jika ditugaskan partainya untuk masuk kontestasi politik Pilgub jabar 2018.
"Politik bisa diramal, tapi tidak bisa dipastikan. Ada banyak orang atau hasil survey, yang akan pengaruhi pikiran ketua partai masing-masing," kata Netty, Senin malam (25/9).
Selain itu, menurut Netty, keputusan partai pun bisa mempengaruhi ormas dan komunitas yang bisa mengubah kesepakatan yang dibangun di awal. "Jadi, selama belum ada janur kuning, tunggu saja tanggal mainnya," kata Netty.
Netty mengatakan, PKS pastinya memiliki berbagai perhitungan politik dan riset mengenai pengusungan tokoh dalam Pilgub Jabar 2018. Jika dia tidak diusung menjadi kandidat calon, Netty pun akan ikut menyukseskan calon lain yang diusung partainya. Ia pun menyatakan siap jika PKS menugaskannya menjadi kandidat dalam Pilgub Jabar 2018.
Namun, Netty mengatakan, ia tidak pernah melancarkan aksi-aksi politis untuk mengejar pencalonan pada Pilgub Jabar 2018. "Tidak ada intrik yang saya lakukan, saya buka tipe kader yang berjalan melingkar, tidak perlu manuver. Karena menurut saya emas akan tetap emas," katanya.
Netty mengatakan, tidak mau mengejar peluang dicalonkan partainya kembali karena dirinya memiliki banyak tugas, seperti di bidang perlindungan anak dan perempuan, PKK, sampai tugasnya sebagai akademisi menjadi dosen pembimbing. Ia, hanya berharap pemimpin Jawa Barat ke depannya dapat melanjutkan pembangunan yang telah dilakukan suaminya, Ahmad Heryawan. Dia menginginkan pemimpin selanjutnya terus melakukan pembangunan, bukannya mengubah-ubah yang sudah ada.
"Kalau belum ada SK dan deklarasi, masih belum 99 persen. Ini berlaku untuk semua parpol. Semuanya lagi stalking, gimana reaksinya, si ini ketemu siapa, lagi kumpul sama siapa. Makanya, santai saja sebelum Desember," katanya.