Ahad 15 Oct 2017 05:15 WIB

Tarian Protes untuk Larangan Terhadap Muslim

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ratna Puspita
Seorang muslim Amerika menatap ke arah jendela di Islamic Cultural Center, Manhattan, New York
Foto: Amr Alfiky/Reuters
Seorang muslim Amerika menatap ke arah jendela di Islamic Cultural Center, Manhattan, New York

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Sejak Presiden Donald Trump meluncurkan larangan terhadap Muslim, berbagai upaya telah dilakukan untuk menolak kebijakan tersebut. Mulai dari menggelar demontrasi hingga menyampaikan protes melalui media seni.

Kali ini, giliran kelompok aktivis perempuan Audacious Young Women of Action! (AYWA!) yang ingin menyampaikan aspirasi mereka. Melalui tarian, kelompok yang berbasis di Brooklyn ini akan menggelar aksi mereka pada Senin (16/10) waktu setempat. 

Para aktivis perempuan ini mendapat dukungan dari Jaringan Nasional untuk Komunitas Amerika Arab (NNAAC). Penasihat hukum AYWA! Aber Kawas menjelaskan remaja perempuan yang terlibat dalam kelompok itu kian aktif dalam berbagai aksi sosial menyusul meningkatnya kefanatikan anti-Muslim dan anti-migran. 

“Dalam setahun terakhir, mereka kerap menggabungkan keterampilan berkesenianmereka dengan kepentingan sosial,” ujar Kawas dikutip dari Teen Vogue, Ahad (15/10).

Lalu mengapa harus melalui tarian? Menurut Kawas, tarian dan musik kerapdijadikan cara bagi orang-orang tertindas untuk melestarikan budaya dan melawan ketidakadilan. Karena itu, pertunjukkan tari ini mengangkat tema 'Perlawanan melalui budaya dan gerakan'.

Para remaja perempuan ini nantinya akan membawakan tarian dabke yangmerupakan jenis tarian dari Arab. Acara ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada masyarakat tentang pengalaman yang dialami para remaja perempuan Muslim akibat terkena dampak larangan tersebut. 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement