Jumat 20 Oct 2017 07:37 WIB

Kemacetan di Mampang-Kuningan akan Dicarikan Solusinya

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Bilal Ramadhan
Pekerja menyelesaikan proyek underpass Mampang-Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Pekerja menyelesaikan proyek underpass Mampang-Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (19/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Proyek underpass Mampang-Kuningan menimbulkan masalah kemacetan di sepanjang jalan. Pihak Bina Marga dengan beberapa instansi lain bekerja sama untuk mencarikan solusi.

Kadis Bina Marga, Yusmada Faizal, menyatakan kondisi jalan di Perempatan Mampang memang sudah macet sejak dulu. Namun dengan adanya proyek tersebut, kepadatan jalan semakin bertambah.

"Sebelumnya kan di situ sudah padat sudah macet dengan ada pekerjaan ya tambah gangguan disitu," ucap Yusmada Faizal saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/10).

Yusmada melanjutkan sejak awal proyek dilakukan sudah dilakukan koordinasi antara Bina Marga, PT Adhi Karya, Polisi, serta Dinas Perhubungan. Keempat instansi ini selalu bekerja sama untuk menemukan cara agar kepadatan jalan tidak menghambat perjalanan pengendara lebih lama.

"Yang penting dalam pelaksanaan ini ada kendali lalu lintas dari hari ke hari. Itu untuk mengeleminer gangguan. Kita ada penggunaan forum lalin yang isinya dari pihak Bina Marga, proyek, Dishub, dan Polisi," ujar Yusmada.

Setiap harinya keempat instansi ini berusaha untuk mengatur jalan dan skema jalan bagi pengendara. Termasuk jika nantinya terjadi penutupan jalan, lalu lintas akan diatur ulang.

Sebelumnya Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno telah melakukan kunjungan di proyek underpass Mampang-Kuningan. Anies menyebutkan hal tersebut akan dicarikan solusinya.

"Tempatnya kan beda-beda, ada yang bisa dikerjakan ujung-ujungnya dulu. Sehingga memudahkan lalu lintas jadi tidak terlalu sempit. Misal underpass bisa diselesaikan ujung-ujungnya, tengahnya menyusul," ucap Anies di lokasi proyek underpass Mampang-Kuningan, Selasa (17/10).

Ketika ditanya mengenai rekayasa lalu lintas (lalin) yang akan dilakukan, Anies berkata akan dibicarakan terlebih dahulu. Yang terpenting bagi Anies adalah fokus di proyek. "Rekayasa bisa kita bicarakan nanti. Yang penting proyeknya dulu. Mau rekayasa lalin seperti apapun kalau proyek belum selesai tetap akan ada masalah," lanjut Anies.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement