REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usai shalat maghrib berjamaah, peserta aksi 2410 membubarkan diri dan kembali ke tempat tinggal masing-masing. Di halaman Kompleks Parlemen Senayan, anggota kepolisian yang beragama Islam juga mengikuti shalat berjamaah tersebut.
"Kami sepakat, kami akan sholat Maghrib berjamaah di tempat ini. Kemudian kita isi dengan doa dan dzikir untuk menyelesaikan acara aksi pada hari ini. Kemudian kembali ke tempat masing-masing insyaallah dengan aman, tertib, dan damai," ujar Ketua Presidium Alumni 212 Slamet Maarif sesaat setelah bertemu dengan Kapolda Metro Jaya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (24/10) sore.
Ia menyebutkan, bagaimana pun, keputusan sudah diambil oleh DPR. Kekecewaan mereka pun tidak boleh ditunjukkan kepada pihak keamanan kepolisian. Karena menurut Slamet, pihaknya dan polisi sama-sama menjadi korban dari Perppu Ormas yang dijadikan Undang-undang (UU).
Berdasarkan pantauan Republika.co.id, tak lama setelah mengatakan hal itu, Slamet dan kawan-kawan sempat melanjutkan orasinya. Sampai sesaat sebelum azan maghrib berkumandang, ia menyetop orasi dan mengajak para peserta aksi untuk berbaris mengisi saff untuk mendengarkan azan dan kemudian shalat berjamaah.
Usai azan berkumandang, mereka langsung melaksanakan shalat berjamaah. Tak hanya mereka, polisi-polisi yang beragama Islam pun juga melaksanakan shalat berjamaah. Mereka hamya terpisah oleh pagar kawat dan pagar Kompleks Parlemen Senayan.
Seusai shalat, dzikir, dan berdoa, Slamet mengucapkan terima kasih kepada pihak kepolisian yang telah menjaga keamanan aksi hari ini. Ia juga mengingatkan kepada peserta aksi untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing dengan tertib, aman, dan damai.
Sekitar pukul 18.15 WIB, peserta Aksi 2410 terlihat sudah meninggalkan lokasi. Mobil komando dan sound system pun telah memacu gas meninggalkan lokasi aksi. Lalu lintas kendaraan pun berangsur pulih