REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno bertemu dengan pimpinan perusahaan transportasi daring Uber dan the Boston Group. Dalam pertemuan itu, Sandiaga sepakat untuk berbagi data dengan perusahaan tersebut.
"Kami sepakat untuk melakukan data sharing. Ke depan kebijakan Pemprov (Pemerintah Provinsi DKI Jakarta) semuanya berbasis data," kata Sandi di Gedung Jakarta Theater, Rabu (1/11).
Kebijakan ini dianggap sejalan keinginan Pemprov DKI untuk menerapkan sistem data driven dalam setiap pengambilan keputusan. Jakarta Smart City akan ditunjuk sebagai agregator data.
Sandi memastikan semua data akan diolah dengan baik. Data itu akan dianalisa secara rinci untuk digunakan dalam pembuatan keputusan terkait lalu lintas atau kebijakan lain, seperti penciptaan lapangan pekerjaan dan penataan kawasan.
Dengan cara ini, ia berharap akan mendapatkan data perspektif yang ilmiah terhadap pendekatan penyelesaian masalah. Sebelumnya, sistem ini telah digunakan di kawasan Tanah Abang. Data menunjukkan, kemacetan dan keruwetan lalu lintas yang terjadi di area tersebut bukan disebabkan oleh pedagang kaki lima (PKL). Berdasarkan data laporan warga (citizen reporting), urutan pertama penyebab kondisi itu terjadi adalah pembangunan jalan di sekitar kawasan Tanah Abang.
Kerja sama ini diharapkan dapat memberikan cara pandang baru di masa mendatang. Dengan data yang lengkap, Sandi berharap permasalahan akan diketahui secara lebih mendalam. Ia juga akan menyertakan data pemprov untuk dijadikan pelengkap.
Dalam pertemuan tersebut, Sandi juga berharap transportasi daring menggalang komunitas untuk menggunakan transportasi massal lebih baik. Sebab, secara persentase jumlah pengguna transportasi daring ini memiliki dampak sangat posiitif untuk menggunakan transportasi massal dalam konsep terintegrasi.
Untuk meningkatkan pengguna, digagas program untuk mengkonferensi pengguna transportasi daring ke transportasi massal terintegrasi. Ia berharap cara ini bisa mengurangi kemacetan dalam jangka menengah dan jangka panjang.
Caranya, kata Sandi, dengan pendekatan masif dan ada insentif untuk pengguna transortasi online yang menggunakan transportasi massal untuk menjemput bola. Transjakarta juga akan memastikan di titik-titik tertentu ada sebuah pengumpan, sebab konsep mendatang adalah kolaborasi.