REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Badan Ketahanan Pangan (BKP) menargetkan penerapan e-commerce pada Toko Tani Indonesia Center (TTIC) akhir bulan ini. Cara tersebut diharapkan mampu mempercepat pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui TTI.
"Untuk TTIC kita akan jadikan sebagai pusatdistribusi," ujar Kepala BKP Agung Hendriadi, Selasa (7/11) malam saat ditemui dalam acara Pemantapan Kegiatan Tahun Anggaran 2018 di el Royale Hotel.
Ia menjelaskan, TTIC mengetahui kebutuhan TTI dan sumber pemenuhannya yakni Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan). Dengan e-commerce, TTIC cukup menggerakkan Gapoktan untuk mengirim barang kebutuhan ke TTI, terutama pada komoditas beras, bawang dan cabai. Sementara untuk daging dan telur berada diindustri.
Penerapan e-commerce ini akan diterapkan di Jabodetabek terlebih dahulu, mengingat keinginan pemerintah mengembangkan daerah penyangga pangan di DKI Jakarta.
"Kita bangun dulu DKI, kalau berhjalan bagus akan kitaterapkan di provinsi lain, selektif juga tapi," kata dia.
Ia melanjutkan, TTIC dan TTI selama ini sudah berdampak positif terhadap pengendalian harga. Tidak sendirian, di kementerian dan lembaga lain juga berperan dalam pengendalian harga ini. Seperti di Badan Urusan Logistik (Bulog) dengan Rumah Pangan Kita, Kemenko PMK dengan adanya e-warong dan Kementan dengan e-commerce TTI.
Semua itu merupakan upaya pemerintahdalam memangkas rantai pasok. Pemangkasan rantai lasok ini berdampak pada pengendalian harga pangan yang baik.
"Ini terbutki pada saat Ramadhan dan Idul fitri . Ini kita harapkan natal dantahun baru demikian," ujar dia.
Jelang Nataru, pihaknya memastikan stok pangan berada dalam kondisi aman. Koordinasi juga telah dilakukan dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di tengah banyaknya proyek ingratsruktur di jalan yang berdampak pada kendala transportasi.
Ia mengatakan, truk besar di beberapa titik tidak bisa melintas namun akan diupayakan untuk melakukan pengiriman pasokan pangan dengan kendaraan berukuran lebih kecil.