Jumat 24 Nov 2017 11:12 WIB

Aparat PNG Usir Penghuni Detensi Manus yang Bertahan

Red: Ani Nursalikah
Aparat PNG tampak meneriaki penghuni detensi Pulau Manus yang bertahan di fasilitas yang secara resmi telah ditutup tersebut.
Foto: ABC
Aparat PNG tampak meneriaki penghuni detensi Pulau Manus yang bertahan di fasilitas yang secara resmi telah ditutup tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Menteri Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan Australia Peter Dutton membenarkan adanya operasi polisi di pusat detensi Pulau Manus di Papua Nugini , Kamis (23/11) pagi. Dia menyatakan ratusan penghuni akan dipindahkan dari detensi yang secara resmi telah ditutup tersebut.

"Rakyat Australia telah membayar sekitar 10 juta dolar AS untuk fasilitas baru dan kami menghendaki orang-orang pindah ke sana," katanya kepada stasiun radio Sydney 2GB.

"Tentunya, pada akhirnya hal ini merupakan masalah bagi polisi PNG dan pihak berwenang di sana tapi memang ada operasi yang melibatkan polisi pagi ini," jelasnya.

Sebelumnya, pengungsi asal Iran Behrouz Boochani di akun Twitternya melaporkan pihak berwenang PNG secara agresif meminta para penghuni untuk pergi, memicu kembali ketegangan dalam beberapa minggu setelah detensi itu ditutup.