Jumat 24 Nov 2017 15:28 WIB

Indramayu Waspada Banjir Luapan Sungai Cimanuk

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Nur Aini
Ketinggian debit air di Bendung Bangkir Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu sudah melebihi debit normalnya, Senin (23/1). Indramayu siaga banjir luapan sungai cimanuk.
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Ketinggian debit air di Bendung Bangkir Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu sudah melebihi debit normalnya, Senin (23/1). Indramayu siaga banjir luapan sungai cimanuk.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Kabupaten Indramayu mulai waspada bencana banjir. Hal itu menyusul meningkatnya debit sungai Cimanuk akibat kiriman dari hulu maupun hujan lebat yang turun di wilayah Indramayu.

 

Berdasarkan pantauan Republika.co.id di Bendung Karet Bangkir, Jumat (24/11), debit air terpantau tinggi dan berarus deras. Meski demikian, ketinggian tinggi muka air (TMA) masih terhitung normal.

 

Pada Jumat (24/11) pukul 13.29WIB, TMA mencapai 300 400 cm. "Alhamdulillah normal, " kata Kepala Seksi Rehabilitasi BPBD Kabupaten Indramayu, Saptaji Aminuddin, kepada Republika.co.id.

 

Saptaji mengatakan, TMA itu mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 520 cm. Saat itu, BPBD bahkan menetapkan status Siaga 2 dan warga yang tinggal di bantaran sungai Cimanuk diminta untuk waspada.

 

Saptaji menyatakan, meski pada Jumat (24/11) siang TMA dalam keadaan normal, namun kewaspadaan harus tetap dilakukan. Pasalnya, jika hari ini di hulu diguyur hujan dengan intensitas sedang atau tinggi, maka debit air diperkirakan akan mengalami kenaikan lagi. "Apalagi jika dibarengi dengan hujan yang turun di wilayah Indramayu dengan intensitas yang sama," tutur Saptaji.

 

Saptaji menambahkan, kewaspadaan itu terutama bagi warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai Cimanuk. Pasalnya, di wilayah bantaran daerah aliran sungai(DAS) Cimanuk banyak tanggul yang kritis.

 

Kondisi tanggul yang kritis itu salah satunya di Blok Jambu Air, Desa Rambatan Wetan, Kecamatan Lohbener, Kabupaten Indramayu. Tanggul di wilayah tersebut memang sudah amblas sejak lama. Dinding penahan sudah ambruk tergerus aliran sungaihingga hanya menyisakan dinding tanah yang juga sudah retak-retak.

 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Indramayu, Edi Kusdiana, mengungkapkan, hingga saat ini belum ada penanganan permanen terhadap tanggul-tanggul kritisyang ada di sepanjang DAS Cimanuk di Kabupaten Indramayu. Menurutnya, perbaikan baru bersifat sementara dengan menggunakan karung-karung pasir.

 

"Kami sudah mendistribusikan sebanyak 4.000 karung ke wilayah-wilayah kritis," kata Edi.

 

Edi menyatakan, personelnya terus melakukan pengecekan terhadap tanggul-tanggul kritis yang ada di Indramayu. Dia pun mengimbau agar masyarakat tetap bersiaga pada musim penghujan ini.

 

Ketua Relawan Independen (KRI) Indramayu, Supardi mendesak instansi terkait untuk segera memperbaiki tanggul kritis di Indramayu. Pasalnya, hal tersebut menyangkut keselamatan jiwa ratusan warga yang tinggal di sekitar bantaran Cimanuk.

 

"Harus segera dibenahi. Kemungkinan besar jika Bendung Rentang di Majalengka dibukamaka (tanggul) akan jebol," kata Supardi.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement