REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis menyatakan pihaknya serius menyelesaikan kasus penyerangan terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Saking serius, penyidik yang sudah ditugaskan untuk menangani kasus itu, dilarang turun ke lapangan meski ada demonstrasi.
"Untuk menunjukan keseriusan tadi, saya tidak menugaskan para penyidik ini ditempat tugas-tugas yang lain, tapi mereka fokus tangani masalah Novel Baswedan ini. Mungkin rekan-rekan tahu, di Polda Metro Jaya ini kalau ada demo besar-besaran, semua penyidik turun tapi khusus untuk kasus Novel mereka tidak saya libatkan," tutur dia di kantor KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (24/11).
Dengan begitu, lanjut Idham, seluruh penyelidik dan penyidik yang telah ditugaskan untuk menangani kasus Novel dapat fokus dan terlebih tiap Ahad dilakukan rapat dengan dirinya sebagai penanggung jawab. "Sehingga mereka hanya fokus dan tiap Ahad kita lakukan rapat, saya yang pimpin langsung, saya adalah penanggungjawabnya," ujarnya.
Idham menuturkan penanganan kasus Novel memang telah diberikan atensi yang besar. Dia mengakui sekitar tujuh bulan kasus Novel belum terungkap memang waktu yang cukup lama. Namun, kata dia, ada kasus-kasus baik di Indonesia atau di luar negeri yang memang butuh waktu yang lama.
"Kalau tujuh bulan belum bisa menangkap, memang ini terasa lama, tapi rekan-rekan, saya ingin beri gambaran, bahwa banyak di antara kasus-kasus baik yang terjadi di Indonesia maupun di luar negeri itu bisa juga dilakukan bertahun-tahun," tambahnya.
Untuk itu, pihaknya berharap dukungan kerja sama serta bantuan dari masyarakat apalagi lewat hotline tersebut agar Polda dapat segera mengungkap kasus Novel. "Bagaimana segera bisa mengungkap kasus ini. Mohon doanya, semoga Tuhan selalu memberkati kita sehingga kita juga bisa bekerja dengan baik dan benar dan segera mungkin bisa mengungkap kasus ini.