Rabu 13 Dec 2017 12:07 WIB

Diduga Terkait Cina, Anggota Parlemen Australia Mundur

Politikus Australia, Sam Dastyari, yang berasal dari Partai Buruh mengonfirmasi pengunduran dirinya dari Parlemen.
Foto: ABC
Politikus Australia, Sam Dastyari, yang berasal dari Partai Buruh mengonfirmasi pengunduran dirinya dari Parlemen.

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Senator Partai Buruh Australia Sam Dastyari mengatakan ia tidak akan kembali ke Senat tahun depan, di tengah munculnya pertanyaan seputar hubungannya dengan Cina.

"Hari ini, setelah melalui banyak renungan, saya telah memutuskan pelayanan terbaik yang bisa saya berikan kepada Partai Buruh di Parlemen federal adalah untuk tidak kembali ke Senat pada 2018," katanya kepada wartawan pada sebuah konferensi pers di Sydney, Selasa (12/12).

"Saya telah dipandu oleh nilai-nilai Partai Buruh yang saya miliki, yang mengatakan bahwa saya seharusnya pergi jika kehadiran saya sekarang ini mengurangi pencapaian misi Partai Buruh.”

"Sudah jelas bagi saya kami ada pada tahap itu, jadi saya akan membiarkan partai terbebas dari gangguan lebih lanjut."

Senator Dastyari berada di bawah tekanan mengundurkan diri sejak tuduhan melakukan kesalahan pertama kali muncul lebih dari setahun lalu, ketika terungkap ia mengizinkan sebuah perusahaan milik miliarder Cina, Huang Xiangmo membayar tagihan hukum bagi kantornya.

Ia mengundurkan diri dari kepemimpinan Partai Buruh di Parlemen setelah pengungkapan tersebut, dengan mengatakan bahwa menerima sumbangan tersebut "sesuai peraturan tapi itu salah", namun hubungan lebih jauh terungkap tahun ini.

Media Fairfax melaporkan bulan lalu Senator Dastyari memperingatkan Huang Xiangmo teleponnya mungkin sedang disadap oleh agensi AS dalam sebuah pertemuan tatap muka rahasia di antara keduanya pada Oktober lalu.

Laporan juga muncul bahwa ia telah melontarkan komentar di sebuah konferensi media Cina tentang Laut Cina Selatan yang bertentangan dengan kebijakan Partai Buruh.

Pemimpin Partai Buruh, Bill Shorten, memecat Senator Dastyari dari jabatannya sebagai deputi Senat serta ketua komite Senat dan pekan lalu, pemerintah meminta ia dibawa ke komite hak istimewa yang berkuasa untuk menjelaskan lebih lanjut tentang masalah yang menimpa dirinya.

Baru-baru ini, sebuah laporan Fairfax menduga Senator Dastyari telah menekan Tanya Plibersek, juru bicara urusan luar negeri Partai Buruh saat itu, untuk tidak bertemu dengan seorang aktivis politik China dalam sebuah kunjungan ke Hong Kong.

Dastyari bisa tetap mendapatkan gaji Senator selama enam pekan

Belum jelas kapan Senator Dastyari akan mengundurkan diri dari Senat. Kata-kata dalam pengumumannya pada Selasa (12/12) adalah ia "tidak akan kembali ke Senat pada tahun 2018", yang membuka kemungkinan ia akan terus dibayar selama lebih dari enam minggu.

Ia akan berhak mendapatkan gaji Senatornya sampai pengunduran dirinya resmi diterima. Ada kemungkinan ia bisa saja membiarkan opsi itu terbuka bagi Kristina Keneally yang menggantikan tempatnya jika ia kalah dari John Alexander di Pemilu Bennelong akhir pekan ini.

Sebelumnya pada Selasa (12/12), Keneally mengatakan ia telah ditawari kursi Senat Partai Buruh di masa lalu dan menolaknya. "Saya di sini mencalonkan diri sebagai kandidat untuk Bennelong, saya hanya ditawari satu hal dan itu adalah kandidat untuk Bennelong," sebutnya.

Dinilai buat keputusan tepat

Pemimpin partai Senator Dastyari, Bill Shorten, berbicara singkat setelah pengumuman tersebut, mengatakan bahwa ia setuju bahwa mengundurkan diri dari Senat adalah "keputusan yang tepat".

"Tidak ada keraguan dalam pikiran saya bahwa ia warga Australia yang baik, layak, setia," kata Shorten pada sebuah konferensi pers di Bennelong.

"Ia menunjukkan pengambilan keputusan yang sangat buruk dan sekarang ia membayar harga terberat."

Pemimpin Partai Buruh itu tidak akan mengungkapkan apakah ia meminta Senator Dastyari untuk turun dari Parlemen atau tidak. "Saya tak akan membahas semua diskusi saya tapi untuk dicatat saja, ini adalah keputusannya dan saya mendukung dan memuji keputusannya," kata Shorten.

Ia menyebut Senator Dastyari seharusnya bangga dengan prestasinya di Senat. "Ia, tanpa ragu, telah menjadi salah satu pencetus komisi perbankan Australia," kata Shorten.

"Ia berbicara untuk Australia yang multikultural dan warga Australia dari berbagai latar belakang dan ia berada di depan menyerukan rasisme untuk Partai One Nation Pauline Hanson."

Koleganya di Partai Buruh, yakni Jim Chalmers dan Joel Fitzgibbon, mengunggah postingan di Twitter tak lama setelah pengumuman Senator Dastyari, mengatakan bahwa pelayanannya kepada Parlemen seharusnya tidak dilupakan.

Chalmers mengatakan bahwa Senator Dastyari telah "menyoroti penghindaran pajak multinasional, skandal perbankan dan ketidakadilan dalam masyarakat kita yang seharusnya menyusahkan kita semua".

Profesor Joseph Cheng Yu-Shek, akademisi Hong Kong yang diduga disarankan Senator Dastyari kepada Plibersek untuk tidak ditemui, berbicara dengan ABC setelah pengunduran diri sang Senator dari Partai Buruh.

Ia mengatakan bahwa diskusi dengan Plibersek adalah tentang bagaimana gerakan pro-demokrasi di Hong Kong merasakan situasi politik pada saat itu, dan bahwa Pemerintah China mungkin menganggap kritik terhadapnya "berbahaya bagi stabilitas rezim".

"Beijing biasanya menganggap ini sebagai tindakan tidak ramah bagi seorang politikus atau pemimpin politik Barat untuk bertemu dengan aktivis pro-demokrasi di Hong Kong. Mereka melihat pertemuan itu sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri Cina," sebutnya.

"Jadi tekanan semacam ini yang dilakukan pada politisi Barat sama sekali tidak mengejutkan dari sudut pandang kami.”

"Beijing akan selalu berusaha meyakinkan para politisi ini untuk menjadi teman Cina, untuk bertindak demi kepentingan hubungan baik antara Cina dan negara-negara yang bersangkutan, dan seterusnya."

Simak berita ini dalam bahasa Inggris di sini.

 

sumber : http://www.australiaplus.com/indonesian/sosok/diduga-miliki-koneksi-dengan-china-anggota-parlemen-australia/9253332
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement