REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA -- Lebih dari 100 aktivis hak asasi manusia (HAM) di Kolombia dibunuh sepanjang 2017. PBB mengkhawatirkan kondisi ini dan mendesak otoritas Kolombia agar bertanggung jawab serta memberi perlindungan yang lebih baik kepada para pegiat HAM di sana.
Kantor HAM PBB di Kolombia mengatakan, aktivis di HAM di negara tersebut memang sangat berisiko menjadi korban serangan di wilayah yang dikosongkan kelompok pemberontak di bawah kesepakatan damai yang ditandatangani tahun lalu. Pada 2016, pemerintah Kolombia danAngkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (Farc) menandatangani kesepakatan damai yang mengakhiri perang sipil selama setengah abad.
"Dari 105 aktivis yang terbunuh, lebih dari separuhnya, termasuk tokoh masyarakat, tewas akibat ditembak," tertulis dalam penrnyataan kantor PBB di Kolombia, dilansir the Guardian, Kamis (21/12).
Kasus pembunuhan tokoh masyarakat,baik laki-laki maupun perempuan, serta pembela HAM di Kolombia terjadi diwilayah yang ditinggalkan kelompok pemberontak Farc. Salah satu korban,misalnya, pemimpin komunitas Luz Jenny Montano (48 tahun). Bulan lalu,segerombolan pengendara motor menembakna di dekat rumahnya di kota Tumaco, disepanjang pesisir Pasifik Kolombia.
Kelompok lokal di Kolombia mengatakan pemimpin masyarakat yang berbicara menentang pelanggaran dan aktivis yang berkampanye tentang hak atas tanah, telah diincar kelompok kejahatan terorganisir. Sebab pemimpin masyarakat dan aktivis HAM tersebut dianggap sebagai ancaman bagi kepentingan ekonomi mereka.
Kantor HAM PBB di Kolombia telah mendesak pemerintah Kolombia agar bertindak melindungi tokoh masyarakat dan aktivis HAM di negaranya. "Pemerintah telah mengulangi bahwa pencegahan serangan dan agresi terhadap pembela HAM melibatkan investigasi, penuntutan, dan penghukuman terhadap mereka yang bertanggung jawab," tulis pernyataan PBB.
Menurut PBB, jumlah kematian aktivis HAM di Kolombia pada 2017 masih lebih kecil dibandingkan pada 2016. Tahun lalu,PBB mencatat sekitar 127 pembela HAM dan tokoh masyarakat tewas dibunuh. Jumlah korban pada 2016 merupakan yang tertinggi dalam kurun lima tahun terkahir. Pada 2004, jumlah aktivis yang tewas sekitar 45 orang dan pada 2015 naik menjadi 59 orang. n