Rabu 27 Dec 2017 00:30 WIB

Bulog Kesulitan Serap Beras Petani Pati

Stok beras miskin (raskin) di salah satu gudang BUlog.
Foto: Antara/Arief Priyono
Stok beras miskin (raskin) di salah satu gudang BUlog.

REPUBLIKA.CO.ID, PATI -- Perum Bulog Subdivre II Pati, Jawa Tengah, hingga pekan keempat Desember 2017 menyerap beras petani melalui mitra kerjanya sebanyak 76.000 ton atau 74,51 persen. "Target penyerapan beras selama 2017 sebanyak 102.000 ton beras," kata Kepala Perum Bulog Subdivre II Pati, Muhammad Taufiq melalui Kasi Pengadaan Suroso di Pati, Selasa.

Suroso mengakui tidak mudah merealisasikan target penyerapan beras selama setahun ini karena terkendala cuaca dan harga jual komoditas tersebut di pasaran yang relatif cukup tinggi. Ia mencontohkan harga jual gabah kering panen pada bulan Desember 2017 mencapai Rp 5.500 per kilogram, sedangkan harga pembelian Bulog hanya Rp 3.700/kg.

Demikian halnya komoditas beras, kata dia, di pasaran harga jualnya berkisar Rp 9.500 hingga Rp 10 ribu/kg. Sedangkan, harga patokan pembelian dari Bulog hanya Rp 8.000/kg.

Kondisi tersebut, menurut dia, membuat mitra Bulog tidak mampu menyerap gabah maupun beras di pasaran karena harga jualnya yang cukup tinggi. Meskipun demikian, stok beras yang dimiliki oleh Perum Bulog Pati hingga kini cukup aman. "Stok beras yang tersimpan di gudang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat selama 5 bulan," ujarnya.

Berdasarkan data dari Perum Bulog Pati, jumlah beras yang tersimpan di gudang per tanggal 15 Desember 2017 tercatat sebanyak 27.335.167 kg sehingga aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama 5 bulan.

Beras sebanyak 27.335.167 kg tersebut tersimpan di sejumlah gudang milik Bulog yang tersebar di lima kabupaten, yakni Kabupaten Pati, Kudus, Jepara, Rembang, dan Blora.

Target penyerapan beras selama 2017, kata dia, lebih tinggi daripada target pada tahun 2016 sebanyak 80.000 ton. Adapun realisasi penyerapannya pada tahun 2016 mencapai 116.000 ton atau 145 persen dari target.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement