REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan dan PT Railink Indonesia mengevaluasi pengoperasian Kereta Api Bandara Soekarno-Hatta setelah pengoperasian komersial perdana pada Selasa (26/12). Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Zulfikri mengatakan hal itu saat peninjauan pengoperasian AK Bandara di Stasiun Batu Ceper, Tangerang, Rabu (27/12).
"Evaluasi tersebut terkait pelayanan, tarif dan infrastruktur. Pelayanan ada dua jenis, yaitu pelayanan di stasiun dan pelayanan di atas kereta, ucapnya. Pertama yang dilihat waktu keberangkatan dan waktu kedatangan, kemudian pembelian tiket, kalau di stasiun memang sudah memenuhi standar pelayanan yang ada.
Termasuk meminta pihak Railink sebagai operator untuk mengevaluasi terkait pembelian tiket secara dadakan atau langsung (go show) yang meminta penumpang untuk mencantumkan alamat surel (email). Evaluasi ini penting karena tidak semua calon penumpang, terutama usia lanjut memiliki alamat surel yang diminta sehingga pihak operator diminta untuk menyesuaikan.
"Evaluasi juga disesuaikan dengan kondisi masyarakat pengguna KA Bandara ini, sementara untuk yang`go show di Stasiun Sudirman bisa tanpa email, atau dengan hanya nomor telepon," katanya.
Jadi, Zulfikri menjelaskan alamat surel diminta hanya untuk pembelian melalui internet atau aplikasi. "Kenapa perlu email, karena kalau ada masalah pembatalan atau keterlambatan, pelanggan harus kita informasikan dengan mudah," ujarnya.
Untuk pelayanan di atas kereta, dia menilai sudah sesuai standar dengan adanya ruang untuk menyimpan bagasi karena disesuaikan dengan kebutuhan calon penumpang pesawat udara yang membawa banyak barang.
Zulfikri juga memaminta agar Railink kembali mengevaluasi penyesuaian waktu keberangkatan dan kedatangan KA Bandara serta jam penerbangan karena perlu selang waktu untuk menaiki Kalayang (Skytrain) dari Stasiun KA di Bandara menuju Terminal 1,2 dan 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Satu evulasi lagi yaitu integrasi waktu. "Secara fisik sudah terintegrasi, tapi waktu juga harus terintegrasi. Kalau dilihat sampai di sana penumpang dilayani Skytrain, integrasi antara jadwal KA Bandara dan Skytrain tentunya perlu, sehingga penumpang sudah bisa di terminal tepat waktu," katanya.
Soal tarif, dia mengatakan saat ini masih sama atau flat dari semua stasiun, namun akan dievaluasi apabila volume dari Stasiun Duri atau Batu Ceper melonjak karena jaraknya yang tidak begitu jauh dari Bandara Soetta. "Nanti kita lihat ya bisa saja kalau demand permintaan Batu Ceper tinggi, tidak terlalu adil kalau disamakan dengan yang berangkat dari Sudirman," katanya.
Terkait infrastruktur prasarana, Zulfikri mengatakan saat ini tengah dibangun satu jalur di Stasiun Duri. Nantinya total ada lima jalur dan ditargetkan Maret 2018 rampung.
Direktur Utama Railink Indonesia Heru Kuswanto mengatakan, terkait alamat surel untuk keberangkatan dadakan hanya akan diminta nomor ponsel. "Pertanyaan kami, hari pertama kemarin orang masih berbondong-bondong buat beli langsung, yang go show ini akan kita evaluasi akan kita hilangkan," katanya.
Dia menambahkan untuk layanan di dalam kereta, sudah tersedia wifi, namun belum bisa dipergunakan secara maksimal. "Sudah terpasang, tetapi belum cukup kuat," ujarnya.