REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya baru saja meresmikan Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda 2018. Risma pun berharap semakin banyak ibu-ibu yang mau ikut bergabung dalam Pahlawan Ekonomi, yang merupakan program Pemerintah Kota Surabaya. Terlebih, program tersebut merupakan salah satu cara yang ditempuh dalam upaya menggerakan roda ekonomi keluarga.
"Program Pahlawan Ekonomi ini dilatarbelakangi oleh permasalahan keluarga yang tergolong miskin meskipun sang suami bekerja. Salah satu jalan untuk mengatasi ini yaitu menggerakkan roda perekonomian keluarga kedua yaitu ibu atau istri," kata Risma dalam siaran persnya, Senin (8/1).
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu pun terus memotivasi warga Surabaya dengan bercerita tentang pendapatan yang bisa diraih oleh para pelaku UMKM yang tergabung di Pahlawan Ekonomi. Motivasi itu diberikan agar para pelaku UMKM bisa melakukan terobosan dalam mengembangkan produknya.
"Saya ingin warga di sini bukan menjadi warga yang punya bisnis yang biasa-biasa saja. Tetapi juga berbeda. Contohnya saja bakso hitam, yang punya omzet Rp 500 ribu bersih per hari," ujar Risma.
Menurutnya, berjualan di kelas bawah dan menengah ke atas sama-sama capek. Untuk itu, dengan bergabung di Pahlawan Ekonomi, produk-produk UMKM akan di-branding dengan packaging yang menarik agar laku hingga menyasar ke pasar menengah ke atas. "Harapannya ya pendapatan juga lebih banyak dari hasil menjual di pasar menengah ke atas," kata Risma.
Humas Pahlawan Ekonomi Yudi mengatakan, di Pahlawan Ekonomi masyarakat Surabaya tidak hanya diajarkan pelatihan saja. Tetapi juga dibantu dalam pengurusan perizinan oleh Pemkot Surabaya secara gratis.
"Di Pahlawan Ekonomi dan Pejuang Muda, tidak hanya diberikan pelatihan saja, tetapi perizinannya juga dibantu oleh Pemkot secara cuma-cuma. Tunggu apa lagi kalau lahan ini sudah dibuka luas. Sangat disayangkan bila peluang ini terbuang percuma," kata Yudi.
Yudi juga mengatakan, PE dan PM ini merupakan peluang yang besar dan bisa dimanfaatkan bagi anak muda. Menurutnya, kesempatan seperti ini, mungkin tidak ada di kota lain yang mengadakan pelatihan secara berkala.
Yudi mengungkapkan, saat ini sudah ada 8.656 UKM yang sudah bergabung di UMKM Surabaya Pahlawan Ekonomi. Dari jumlah tersebut, ada 99 produk usaha unggulan yang sudah dijual di pasar internasional, dan usaha unggul 105 produk yang sudah berstandar nasional dan ASEAN.
"Selain itu, ada 234 produk usaha utama yang dipasarkan di Jatim. Sedangkan di sisi lain, ada 999 produk mandiri yang sudah bisa berproduksi setiap hari," ujar Yudi.
Yudi berharap, pada 2018, jumlah UMKM yang begabung di program PE dan PM ini bisa mencapai lebih dari 20 ribu UKM. "Ini akan bagus kalau kita mencapai target itu, mengingat Surabaya berpenduduk 3 juta orang. Dan targetnya ada 20 ribu UKM yang akan bergabung di Pahlawan Ekonomi," kata Yudi.
Yudi mengungkapkan, saat ini Pahlawan Ekonomi akan lebih fokus ke Go Global, Go Financial, dan Go Digital. Tujuannya agar pemasaran produk para Pahlawan Ekonomi lebih banyak karena memasarkannya melalui digital. "Selama ini kita sudah memasarkan secara online melalui Facebook, dan itu akan kita teruskan," ujar Yudi.
Selain adanya pelatihan untuk membuat produk-produk unggulan, kata Yudi, Pahlawan Ekonomi juga mengadakan pelatihan isidentil yang pada 2017 sebanyak 3-4 kali pelatihan diadakan. Selanjutnya, kata Yudi, pada 2018 ini, harapannya bisa mengadakan pelatihan isidentil sebanyak sebulan sekali.