Sabtu 13 Jan 2018 05:39 WIB

Revolusi Kendaraan Perempuan Saudi

Pameran otomotif khusus perempuan di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (11/1).
Foto: REUTERS/Reem Baeshen
Pameran otomotif khusus perempuan di Jeddah, Arab Saudi, Kamis (11/1).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fira Nursya'bani, Marniati

Perempuan Arab Saudi kini mendapat beberapa kebebasan yang selama ini tidak mereka dapatkan.

Pemandangan di Le Mall, di Jeddah, Arab Saudi tak biasa, Kamis (11/1) kemarin. Ramai kaum perempuan menyemuti pusat perbelanjaan tersebut bukan untuk berbelanja abaya, pakaian hitam longgar khas perempuan Saudi, atau keperluan rumah tangga.

Dekorasi di mal itu juga seperti telah dirancang guna mengantisipasi membanjirnya para pengunjung perempuan. Balon-balon merah muda, oranye, dan kuning terlihat banyak tergantung di ruang pameran mal.

Acaranya hari itu, pembukaan pameran kendaraan bermotor khusus perempuan yang untuk pertama kalinya dihelat di negara tersebut. Sejumlah wanita terlihat mengabadikan momen ini dengan berpose di depan mobil-mobil yang dipamerkan.

"Saya selalu tertarik dengan mobil, tapi kami tidak memiliki kemampuan untuk mengemudi. Dan sekarang saya sangat tertarik untuk membeli mobil tapi saya ingin pembayaran dan harga yang tidak terlalu tinggi," kata Ghada al-Ali, salah seorang pengunjung.

Biaya hidup di Arab Saudi semakin meningkat setelah pemerintah menaikkan harga gas domestik dan memperkenalkan pajak pertambahan nilai (PPN) pada Januari ini. Sehingga, pameran tersebut berfokus pada mobil hemat bahan bakar, yang menyediakan tim sales perempuan untuk membantu pelanggan baru mereka.

"Perempuan adalah bagian terbesar yang berbelanja di mal ini. Seluruh mal ini dikelola oleh wanita. Semua kasir adalah wanita. Semua orang di restoran adalah wanita," ujar Sharifa Mohammad, kepala sales dalam pameran tersebut.

Dalam sebuah keputusan yang dikeluarkan pada September lalu, Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud memerintahkan pencabutan larangan mengemudi bagi wanita. Pencabutan larangan ini akan mulai berlaku pada Juni mendatang.

Sejauh ini, Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang melarang wanita untuk mengemudi. Keputusan pembatalan aturan mengemudi telah banyak menuai pujian dan dianggap sebagai bukti kecenderungan progresif baru di kerajaan Muslim yang sangat konservatif.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman adalah wajah di balik perubahan itu. Banyak pemuda Arab Saudi yang menganggap kekuasaan Mohammed adalah bukti bahwa generasi mereka telah mengambil bagian penting dalam menjalankan sebuah negara yang sejak lama memiliki tradisi patriarki.

Sejak Pemerintah Arab Saudi melansir kebijakan boleh mengemudi, roda pelonggaran seperti sukar dihentikan. Rerupa ancang-ancang terus dilancarkan.

Pada hari yang sama dengan pameran kendaraan, perusahaan transportasi daring di Arab Saudi mulai merekrut pengemudi wanita. Dilansir CNN, Kamis (11/1), kedua perusahaan yang membuka rekrutmen tersebut yaitu Uber dan Careem. Saat ini, semua pengemudi yang dipekerjakan oleh kedua perusahaan tersebut adalah laki-laki.

Setelah keputusan kerajaan yang mencabut larangan mengemudi bagi perempuan, Careem meluncurkan serangkaian sesi pelatihan yang berlangsung selama 90 menit di kota-kota Saudi. Seperti di Riyadh, Jeddah dan Al Khobar. Mereka menargetkan Kaum Hawa yang telah memperoleh izin mengemudi yang sah saat berada di luar negeri.

Careem yang beroperasi di 13 negara di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Pakistan diluncurkan di Arab Saudi pada Oktober. Careem mengadakan sesi latihan untuk mendidik peserta perempuan terkait peraturan lalu lintas Saudi, teknik layanan pelanggan, dan cara menggunakan aplikasi.

"Dari saat pertama, kami mengumumkan kesediaan kami untuk menyambut para wanita untuk bekerja di platform kami," kata salah satu pendiri dan petugas privasi utama di Careem, Abdullah Elyas.

Ia mengatakan Careem telah menerima ribuan aplikasi dari wanita Saudi yang tertarik menjadi pengemudi. Mereka menyelesaikan sesi pelatihan dan menerima sertifikat sebagai jaminan bahwa mereka telah secara resmi bergabung dengan tim Careem. Careem berencana untuk mempekerjakan lebih dari 10 ribu pengemudi wanita pada Juni 2018.

Perusahaan yang berbasis di Dubai ini telah mengumumkan bahwa opsi pengemudi perempuan akan dibatasi untuk pengendara wanita atau keluarga. Ini juga akan menyediakan opsi panggilan, untuk memblokir nomor kontak antara pengemudi dan pelanggan untuk melindungi privasi.

Uber juga telah mengumumkan rencana untuk membuka fasilitas //one-stop-shop// yang didedikasikan untuk merekrut pengemudi wanita. "Kami akan bermitra dengan pemangku kepentingan yang diperlukan untuk memfasilitasi dokumen, akses pelatihan, dan akses ke kendaraan, termasuk akses ke sekolah mengemudi yang dikelola oleh mitra pihak ketiga," kata Manajer Umum Uber di Arab Saud, Zeid Hreish,

Sementara itu Juru bicara Otoritas Transportasi Umum Saudi (PTA), Abdullah Al-Mutairi, mengatakan pengemudi wanita juga akan diberlakukan peraturan yang sama terkait perizinan bekerja di bidang transportasi. Peraturan tersebut termasuk memiliki SIM dan asuransi mengemudi yang berlaku di Saudi, dan berusia minimal 20 tahun.

Ia mengatakan PTA juga berencana untuk mempekerjakan pengemudi wanita untuk transportasi umum. Salah satunya bus. "Lingkungan transportasi Saudi perlu memiliki sopir wanita yang cukup terlatih dan memenuhi syarat untuk berkontribusi secara langsung dalam tugas ini," tambahnya.

Tugas tersebut yaitu mengantar siswa perempuan dan guru yang tidak ingin mengemudikan kendaraan mereka sendiri. Pengemudi wanita ini juga diharapkan berkontribusi di sekolah kejuruan yang memerlukan kehadiran seorang wanita untuk berkendara dengan cara yang kompeten dan aman. (Pengolah: fitriyan zamzami).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement