REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) menyesalkan koleksi Museum Bahari di Penjaringan, Jakarta Utara, yang rusak akibat kebakaran yang terjadi Selasa pagi. "Kami sangat menyesalkan kebakaran yang melanda Museum Bahari,” Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim Arif Havas Oegroseno dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (16/1).
Dia mengatakan Kemenko Maritim meminta penyelidikan dilakukan dengan menyeluruh agar bisa diketahui penyebabnya. “Setelah kita ketahui penyebabnya kita upayakan agar musibah seperti ini tidak terulang," kata dia.
Pada 27 Februari 2017, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Pandjaitan meresmikan ruang pajang Perang Laut Jawa bersama Duta Besar Inggris Moazzam Malik. Ruang pajang berisi koleksi Perang Laut Jawa yang merupakan sumbangan dari negara-negara sahabat melalui perwakilan Kedutaan Besar Amerika Serikat, Kedutaan Besar Inggris, Kedutaan Besar Australia dan Kedutaan Besar Belanda juga rusak terbakar.
Begitu pula eksibisi yang diiniasi Deputi Kedaulatan Maritim turut terdampak kebakaran. Selain ruang pajang koleksi Perang Laut Jawa, cukup banyak koleksi Museum Bahari yang rusak karena kebakaran.
Kepala Museum Bahari Sonni menjelaskan koleksi museum yang terdampak kebakaran yakni lantai 1 miniatur perahu tradisional, kemudian Blok 2 Ruangan Pameran Perang Laut Jawa. "Kemudian di gedung A, lantai dasar merupakan koleksi Angkatan Laut, lantai satunya diantaranya berisi lukisan pahlawan nasional, diorama tokoh-tokoh laut internasional," katanya.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang turut langsung meninjau lokasi kebakaran menegaskan bahwa Museum Bahari harus segera diisolasi dari orang-orang yang tidak berkepentingan. "Yang penting adalah mengisolasi tempat ini dari orang-orang yang tidak berkepentingan. Tempat ini tidak boleh dimasuki oleh siapapun, karena kita harus mengamankan semua koleksi yang ada.Jadi hanya yang berkepentingan yang bisa masuk," katanya.
Anies menginginkan barang koleksi museum yang masih ada agar diselamatkan lantaran kebakaran telah merusak lebih dari 60 persen bangunan museum.