Senin 22 Jan 2018 18:07 WIB

Banjir Landa Dua Desa di Kabupaten Bima

Hujan yang cukup tinggi terjadi sejak pagi menjadi penyebab terjadinya banjir.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Andi Nur Aminah
Banjir melanda dua desa di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, NTB pada Senin (22/1).
Foto: dok. Humas Pemkab Bima
Banjir melanda dua desa di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, NTB pada Senin (22/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Banjir melanda Desa Sie dan Desa Tangga di Kecamatan Monta, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) pada Senin (22/1). Camat Monta Mukhtar mengatakan, hujan dengan cukup tinggi yang terjadi sejak pagi menjadi penyebab terjadinya banjir.

"Hujannya mulai dari tadi pagi dan tidak berhenti, kemudian banjir mulai muncul sekitar pukul 15.30 WITA," kata Mukhtar dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Mataram, NTB, Senin (22/1).

Hal senada juga dikatakan Bintara Pembina Desa (Babinsa) Tente Sertu Faris yang memantau ketinggian air di pintu air SAL Kalate, Desa Tente, Kecamatan Woha. Ketinggian di pintu air itu mencapai 90 cm hingga 100 cm mulai pukul 11.00 WITA hingga pukul 15.00 WITA. Ketinggian air terus mengalami peningkatan menjadi 120 cm pada 17.50 WITA.

Faris memperkirakan, banjir di Monta tak lepas dari naiknya debit air disebabkan curah hujan yang tinggi di Wilayah Monta dan Parado. Namun begitu, ia menyebutkan area persawahan masih aman dari terjangan banjir. "Kami mengimbau warga yang berada di bantaran sungai tidak melakukan aktivitas. Sampai saat ini cuaca masih gerimis," kata Faris.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bima sendiri telah melakukan upaya penanganan banjir. Kasubid Penanganan Darurat BPBD Kabupaten Bima Bambang mengatakan, BPBD Kabupaten Bima telah menerjunkan tim untuk menangani dampak banjir di kedua desa dan melakukan langkah-langkah tanggap bencana di kecamatan tersebut. Tim penanggulangan bencana membantu warga membersihkan sampah dan mempersiapkan dropping logistik.

"Penanganan ini dimaksudkan agar kehidupan masyarakat dapat kembali normal dan mengetahui dengan segera dampak yang ditimbulkan pascaterjadinya banjir," ujar Bambang.

Bambang menyebutkan, lokasi paling parah berada di Desa Tangga dengan korban terdampak banjir sebanyak 160 kepala keluarga. Ketinggian genangan lumpur tercatat sekitar 10 cm di rumah warga.

Kondisi ini yang menyulitkan warga terdampak untuk memasak. Saat ini warga terdampak banjir, lanjut Bambang, menunggu dropping logistik dan konsumsi. Tak hanya rumah warga, dua infrastruktur pendidikan yakni SMP 1 Monta dan SDN Tangga 1 juga tak luput dari terjangan banjir. "Penyebab banjir yang paling parah karena adanya penanaman bawang yang terjadi di areal pegunungan," ucap Bambang. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) BPBD Kabupaten Bima juga akan menghitung kerugian yang diakibatkan oleh banjir di wilayah tersebut.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement