Kamis 25 Jan 2018 14:14 WIB

Ombudsman Datangi Polda Terkait Maladministrasi Kasus Novel

Ombudsman RI dipimpin langsung oleh Komisiones Ombudsman Adrianus Meliala.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Andi Nur Aminah
Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala usai lakukan investigasi, saat ditemui di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (25/1).
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Komisioner Ombudsman RI Adrianus Meliala usai lakukan investigasi, saat ditemui di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (25/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ombudsman RI mendatangi Polda Metro Jaya terkait maladministrasi yang dilakukan oleh pihak kepolisian. Ombudsman RI yang dipimpin oleh Komisiones Ombudsman Adrianus Meliala, tiba di Polda sekitar pukul 10.15 WIB dan hingga kini masih pemeriksaan.

"Jadi hari ini ada pihak dari Ombudsman datang ke Polda. Yang bersangkutan sudah melayangkan surat ke Polda pada 16 Januari 2018 lalu," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono saat ditemui di Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kamis (25/1).

Lebih lanjut, ia mengatakan, Ombudsman ingin mengklarifikasi terkait laporan dari masyarakat atas nama Muhammad Lestaluhu yang pernah dipanggil sebagai saksi oleh Polres Metro Jakarta Utara, berkaitan dengan kasus Novel Baswedan. Kemudian, setelah yang bersangkutan diperiksa sebagai saksi, banyak yang menduga Lestaluhu adalah pelakunya.

Padahal, dari kepolisian sendiri sudah mengecek alibi, di mana rumah Lestaluhu dan siapa saja saudaranya. Polisi juga melakukan pengecekan pada saat kejadian penyiraman berlangsung, apakah benar Lestaluhu sedang berangkat kerja. "Sudah kita periksa semua, dia naik apa juga sudah kita periksa, CCTV sudah kita periksa," ujar Argo.

Dengan dugaan Lestaluhu sebagai pelaku, ini menyebabkan dia dikeluarkan dari pekerjaannya, karena banyak berita beredar bahwa dia pelakunya. Sementara, ia diperiksa dalam penyelidikkan hanya sebagai saksi. "Dengan dia dikeluarkan, dia punya keluarga, terganggu. Lalu lapor ke Ombudsman. Jadi Ombudsman pukul 10.15 WIB datang dan sekarang sedang klarifikasi dengan penyidik," jelas Argo.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement