REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri Inspektur Jenderal Polisi Martuani Sormin menyebut Briptu Achmad Ridho yang terlibat dalam insiden penembakan menewaskan kader Gerindra Fernando Wowor tidak sedang dalam bertugas. Ridho juga sedang bersama istrinya saat kejadian.
"Saya pikir itu pribadi, dia juga sama calon istrinya. Bukan dalam rangka penugasan. Dan perlu saya tegaskan itu bukan masalah brimob sama Gerindra tapi itu masalah pribadi," kata Martuani di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta, Kamis (25/1).
Kendati demikian, pemeriksaan terhadap Achmad Ridho masih belum dilakukan. Menurut Martuani, hal ini lantaran Achmad Ridho masih dirawat. Achmad Ridho menurutnya sempat dikeroyok oleh sejumlah orang.
"Ini kan sampai sekarang yang bersangkutan masih dirawat. Kita masih koordinasi dengan Bidpropam Brimob untuk pemeriksaan internal tapi orangnya kan belum bisa bicara itu," kata dia.
Martuani juga mengatakan, setiap orang yang memiliki senjata sebenarnya harus dilengkapi surat dinas. Senjata itu pun melekat, apalagi oleh Brimob. "Khususnya senpi genggam, dengan izin yang dia miliki pasti dia bawa. Dia memiliki izin," ujar dia.
Namun, mengenai kemungkinan pelanggaran yang dilakukan Briptu Achmad Ridho menurutnya perlu diperiksa kembali. Insiden penembakan diduga terjadi saat Briptu Achmad Ridho terlibat dalam keributan dengan seorang kader Partai Gerindra Fernando Wowor dan sejumlah rekannya di sebuah cafe di Bogor sekira pukul 02.00 WIB, Sabtu (20/1).
Penembakan terjadi saat keributan tersebut terjadi. Fernando pun tewas dalam kejadian tersebut. Sementara, Achmad Ridho juga masih menjalani perawatan intensif dari tim medis Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta.