Jumat 26 Jan 2018 21:51 WIB

Aksi Tendanganya Viral, Ini Kata Wali Kota Mataram

Ahyar mengaku, aksinya tak hanya heboh di NTB melainkan hingga ke negeri Cina

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Hazliansyah
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh (kedua dari kiri) dan Kepala Satpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati (kedua dari kanan) memberikan penjelasan terkait tendangan 'kungfu' Wali Kota Mataram terhadap anggota Satpol PP di Kantor Wali Kota Mataram, NTB, Jumat (26/1).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsi
Wali Kota Mataram Ahyar Abduh (kedua dari kiri) dan Kepala Satpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati (kedua dari kanan) memberikan penjelasan terkait tendangan 'kungfu' Wali Kota Mataram terhadap anggota Satpol PP di Kantor Wali Kota Mataram, NTB, Jumat (26/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Wali Kota Mataram Ahyar Abduh tak menyangka tendangan dan pukulannya kepada anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Mataram berujung pada polemik. Ahyar mengaku, aksinya tak hanya heboh di NTB dan juga nasional, melainkan hingga ke negeri Cina.

"Peristiwa yang terjadi cukup viral bukan saja di Kota Mataram, NTB, dan nasional, bahkan sampai ke negeri Cina itu kaget. Ternyata seorang wali kota di sebuah pulau namanya Lombok itu tendangannya tak kalah dari kung fu yang ada di negeri Cina," ujar Ahyar dalam jumpa pers di Pendopo Wali Kota Mataram, Jumat (26/1).

Ahyar menjelaskan, aksinya ini berawal saat sedang melantik Kepala Satpol PP Kota Mataram Bayu Pancapati pada Rabu (17/1) di halaman Kantor Wali Kota Mataram.

Saat itu, Ahyar menyerahan tongkat komando dan pemasangan tanda jabatan yang disaksikan seluruh anggota Satpol PP Mataram. Setelah melantik, Kepala Satpol PP Mataram Bayu Pancapati meminta Ahyar melakukan uji kesigapan atau tes fisik terhadap anggotanya yang sudah berbaris di depan.

 

"Saya diminta secara spontan, saya langsung menyatakan /oh begitu, maka dengan sendirinya saya lakukan," lanjut Ahyar.

Menurut Ahyar, saat kejadian, hampir seluruh yang menyaksikan tertawa, termasuk anggota Satpol PP yang dites fisik karena kaget melihat seorang Wali Kota melakukan hal tersebut.

Ahyar menegaskan, tendangan dan pukulan hanya sekadar proses seremoni, bukan seperti yang digambarkan sejumlah akun di media sosial.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement