Kamis 01 Feb 2018 16:22 WIB

GP Ansor Kembali Tegaskan Dukung Cak Imin Maju Cawapres 2019

Gus Yaqut mengenakan kaos bertuliskan ‘Cak Imin Cawapres Zaman Now’.

Muhaimin Iskandar
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Muhaimin Iskandar

REPUBLIKA.CO.ID,   JAKARTA -- Mengenakan kaos bertuliskan ‘Cak Imin Cawapres Zaman Now’, Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor Yaqut Cholil Qoumas atau Gus Yaqut menyambangi kantor Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).

Kedatangan Gus Yaqut dan pengurus GP Ansor disambut langsung Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin dan Ketua Lembaga Pemenangan Pemilu (LPP) DPP PKB, Marwan Jafar.

Dalam pertemuan tersebut Gus Yaqut kembali menegaskan komitmen GP Ansor mendukung Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden pada Pemilu 2019. "Kami sengaja datang mengenakan kaos ini untuk menunjukkan dukungan penuh GP Ansor bagi Cak Imin maju sebagai calon wakil presiden," kata Yaqut Cholil.

GP Ansor menyatakan mendukung Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Dr. HA Muhaimin Iskandar sebagai Calon Wakil Presiden 2019-2024. Menurut Yaqut Cholil,  Cak Imin memiliki karakter kepemimpinan yang kuat, berpengalaman, berasal dari keluarga besar Nahdlatul Ulama (NU) dan memberi harapan bagi berbagai kalangan. Dalam kesempatan bersilaturahmi dengan Cak Imin, Yaqut Cholil juga mengantar kader-kader utamanya untuk mendaftar sebagai calon legislatif Pemilu 2019 mendatang.  

Dalam kesempatan itu, Cak Imin mengucapkan terima kasih atas dukungan yang diberikan oleh GP Ansor. Cak Imin mengajak GP Ansor untuk memperkuat Pemilu 2019 mendatang. Salah satunya dengan menyiapkan sumber daya manusia yang baik. Sebab, menurut dia, satu-satunya kelompok dan kekuatan yang paling minim conflict of interest adalah keluarga besar NU, dalam mengelola perjuangan kebangsaan dan kenegaraan.

Menurut Cak Imin, conflict of interest itu memiliki tiga background. Pertama karena dia seorang pengusaha yang senantiasa mencari keuntungan. Dalam konteks ini, kata cak Imin, NU tidak memiliki pengusaha besar.

Faktor yang kedua conflict of interest, kata Cak Imin, karena jabatan politik dengan menghalalkan segala cara. Sedangkan keluarga besar NU selalu mengedepankan ahklakul karimah. Sedangkan yang ketiga conflict of interest itu berbasis pada ideologinya.

"Kalau kekuatan politik tidak punya ideologi pasti tentu lahir dengan ideologinya untuk meminimalisasi konflik. Kalau sudah begitu maka Insyaallah legislatif dan eksekutif yang diisi oleh orang-orang NU hampir bisa dijamin pasti akan amanah dan memiliki komitmen yang tinggi," kata Cak Imin.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement