Jumat 09 Feb 2018 20:15 WIB

Ratusan Warga Korsel Gelar Demo Anti-Korut

Mereka membakar bendera Korut dan gambar Kim Jong-un.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Budi Raharjo
Pemandu sorak Korea Utara (Korut) saat tiba di Gapyeong, Korea Selatan, Rabu (7/2). Delegasi Korut tiba untuk Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.
Foto: Lee Ji-eun/Yonhap via AP
Pemandu sorak Korea Utara (Korut) saat tiba di Gapyeong, Korea Selatan, Rabu (7/2). Delegasi Korut tiba untuk Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang.

REPUBLIKA.CO.ID,SEOUL -- Ratusan warga Korea Selatan (Korsel) menggelar demo anti-Korea Utara (Korut) di luar stadion Olimpiade Musim Dingin PyeongChang di Korsel, Jumat (9/2). Aksi ini digelar beberapa jam sebelum pejabat-pejabat Korut datang ke stadion tersebut untuk menghadiri upacara pembukaan.

Aksi demonstrasi ini diikuti sedikitnya 800 warga Korsel. Dalam aksi tersebut, mereka membakar bendera Korut dan gambar Kim Jong-un. Ini merupakan ekspresi kemarahan warga Korsel yang merasa muak dan terancam oleh proyek rudal dan nuklir Korut.

Selain membakar bendera, Reuters menulis, massa juga menyuarakan kritik kepada Presiden Korsel Moon Jae-in. Mereka menganggap Moon memanfaatkan perhelatan olimpiade untuk membuka kembali perundingan dan negosiasi dengan Pyongyang. Kritik ini pun dituangkan di bentangan spanduk yang dibawa para demonstran. Mereka menulis Rezim Moon memimpin Korea menuju kehancuran.

Seremoni pembukaan olimpiade memang diikuti sejumlah pejabat Korut. Satu di antaranya adalah adik dari Kim Jong-un, yakni Kim Yo Jong. Ia disebut-sebut sebagai tokoh penting yang berada di balik setiap kebijakan yang dibuat Kim Jong-un.

Korsel dan Korut pernah terlibat perang pada tahun1950-1953. Perang tersebut berakhir melalui gencatan senjata, tanpa ada kesepakatan damai hingga kini.

Tak ayal ketika Korut mengembangkan proyek rudal dan nuklirnya, Korsel mengecam. Seoul menganggap proyek rudal dan nuklir berpotensi menyeret kembali kedua negara dalam peperangan.

Selama ini Korsel bersekutu dengan Amerika Serikat (AS) untuk menekan Korut. Tekanan berupa sanksi ini diberikan agar Korut meninggalkan proyek rudal dan nuklirnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement