REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANSISCO -- Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengumumkan pada Jumat (9/2) waktu setempat, musim influenza saat ini dilakukan dengan beberapa pengukuran yang setara dengan epidemi "flu babi" pada 2009. Musim flu yang dimulai pada Oktober lalu di Amerika Serikat, mungkin belum memuncak. CDC mengatakan 10 anak meninggal akibat flu pada 3 Februari, sehingga total kematian anak-anak telah mencapai 63 orang.
Musim flu berada pada tingkat yang tinggi di 43 negara bagian, Puerto Riko dan wilayah Colombia. "Kami berharap memiliki berita yang lebih baik untuk dibagikan hari ini, namun sayangnya sepertinya musim flu ini terus menjadi sangat menantang," kata Direktur CDC Dr Anne Schuchat seperti yang dilansir di Anadolu Agency, Sabtu (10/2).
"Kami mungkin berada di tahap memecahkan beberapa catatan baru-baru ini," tambahnya.
Tingkat rawat inap untuk flu musim ini berada di 59,9 per 100 ribu orang. Kira-kira satu dari tujuh kunjungan ke dokter pada minggu lalu, disebabkan oleh gejala yang secara tradisional terkait dengan flu. CDC mengatakan, hal tersebut merupakan tingkat tertinggi dalam beberapa tahun terakhir dan tingkat yang tidak terlihat sejak pandemi flu babi sembilan tahun lalu.
Meskipun tidak ada tekanan flu baru secara khusus di tahun ini, namun virus yang menerpa AS tersebut sulit dikendalikan dengan vaksin flu. Secara khusus, tekanan influenza A H3N2 yang telah menyebabkan penyakit paling parah musim ini, sulit dicegah melalui vaksinasi. Namun, CDC mengatakan vaksinasi dapat membantu menurunkan tingkat keparahan infeksi H3N2.
"Musim ini adalah panggilan bangun tentang betapa parahnya influenza dan bagaimana kita tidak bisa membiarkan penjaga kita turun," kata Schuchat.
Namun, dalam laporan mingguan, CDC mengungkapkan bahwa tingkat H3N2 tampaknya menurun. Walaupun tekanan influenza B dan influenza A H1N1 masih terus meningkat.