REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebutkan, Indonesia menjadi market point destinasi, dalam peredaran narkoba. Indonesia juga memiliki wilayah yang luas, sehingga ada kelonggaran para pengedar untuk masuk ke Indonesia.
"Indonesia menjadi market point destinasi, bukan lagi transit-transit bagi negara lain dan mungkin longgarnya wilayah kita," ujar Kapolri saat rilis narkoba modus mesin cuci di Gedung Promoter Polda Metro Jaya, Senin (12/2).
Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari (kelima kanan), Wakasal Laksamana Madya TNI Taufiqoerrochman (keempat kanan), Kapolda Kepri Irjen Pol Didid Widjanardi (keenam kiri) dan jajaran pejabat lainnya menunjukkan barang bukti narkotika jenis sabu-sabu saat rilis di Pelabuhan Pangkalan Angkatan Laut (Lanal) Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (10/2).
Meskipun memiliki wilayah yang luas dan menjadi sasaran pengedar narkoba jaringan internasional, Tito mengatakan, mengapresiasi sejumlah pengungkapan kasus narkoba, namun juga merasa prihatin. "Di satu sisi kita sampaikan apresiasi, di sisi lain kita prihatin bahwa kita menjadi daerah tujuan. Ini bisa membahayakan bagi generasi bangsa kita," ujar Kapolri.
Polri akan bersinergi dengan institusi lainnya untuk memberantas barang haram tersebut. Polri akan terus mengintensifkan upaya memberantas narkoba bersama-sama dengan semua stakeholder, seperti BNN, maupun TNI.
"Saya sampaikan terutama TNI AL, beberapa hari lalu mengungkap dengan jumlah cukup besar. Itu menunjukkan TNI khususnya AL menjaga daerah laut kita, dan Polri sangat bergembira dengan hasil itu dan kita siap untuk bersinergi," tutur mantan Kapolda Metro Jaya itu.