REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabiro Humas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menyampaikan operasi tambahan pada mata kiri yang dijalani penyidik senior KPK, Novel Baswedan, Senin (12/2) kemarin berjalan lancar. "Alhamdulillah operasi tambahan untuk mata kiri Novel sudah selesai sekitar pukul 19.00 waktu Singapura. Operasi sendiri berjalan hampir dua jam," ungkap Febri saat dikonfirmasi, Selasa (13/2).
Febri melanjutkan, pada Selasa (13/2) hari ini akan dilakukan pengecekan kembali oleh dokter ahli. Diketahui, operasi tambahan yang dijalani Novel guna menggeser selaput di tepi untuk menutup bagian tengah yang belum tumbuh. Juga akan mengambil kulit di bibir bagian bawah untuk menutup bagian mata yang tepi. Sementara, operasi tahap dua untuk pemasangan artificial kornea belum dapat dilakukan jika pertumbuhan selaput mata belum merata secara keseluruhan.
Tim dokter yang melakukan operasi tambahan pada Novel didatangkan dari Inggris. Karena dalam operasi sebelumnya terjadi perlambatan pertumbuhan di selaput mata kiri Novel, setelah operasi dua kali untuk memasang jaringan gusi.
Penyidik senior KPK Novel Baswedan masih berada di Singapura dan masih harus melakukan rangkaian proses pengobatan, khususnya terhadap mata kiri. Pada Ahad (11/2) hari ini tepat 10 bulan sejak penyiraman saat Novel dalam perjalanan dari masjid ke rumahnya usai shalat Subuh pada (11/4/2017). Novel diserang dengan air keras. Kemudian dokter mendiagnosa sekitar 95 persen bagian mata kiri Novel rusak terpapar air keras tersebut.
Hingga kini, kasus teror penyiraman air keras terhadap Novel masih misteri. Sampai sekarang, pihak Polda Metro Jaya belum mampu mengungkap motif di balik teror tersebut.
Perkembangan kasus itu sendiri, terakhir pihak Polda Metro Jaya merilis dua sketsa wajah yang diduga pelaku teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior KPK Novel Baswedan. Dari sketsa yang dipaparkan, pelaku pertama berciri-ciri pria berambut cepak dan berkulit gelap. Sementara satu terduga lainnya berambut panjang dan berkulit putih.