REPUBLIKA.CO.ID, REMBANG -- Hari kedua kampanye, Jumat (16/2), calon gubernur Jawa Tengah (cagub Jateng) Ganjar Pranowo menyisir pesisir Kabupaten Rembang untuk berdialog santai dengan ratusan nelayan. Beragam persoalan diserap Ganjar dari para nelayan Rembang.
Beberapa hal yang mengemuka dalam dialog ini antara lain persoalan penegakan hukum atas penggunaan alat tangkap ikan yang merusaklingkungan. Koordinator Nelayan Tempat PelelanganIkan (TPI) Tanjungsari Rembang, Sugeng Mulyadi misalnya, mengeluhkan lemahnya penegakan hukum terhadap nelayan yang menggunakan alat tangkap jaring trawl atau sotok.
"Karena penegakan hukum ini lemah,nelayan di Rembang ini mengancam akan melakukan razia terhadap nelayan sotok yangmasih beroperasi di lautan," jelasnya.
Kepada Ganjar, Sugeng pun mengharapkan solusi terhadap persoalan tersebut. Sebab, sotok ini sangat merusak biota laut. "Bahkan, mulai dari telur hingga ikan yang ada di atas terangkut semua," tandasnya.
A PHP Error was encountered
Severity: Notice
Message: Undefined index: status
Filename: helpers/all_helper.php
Line Number: 4249
Di Rembang, lanjutnya, pengguna sotok terus merajalela hingga merugikan nelayan lain. Padahal alat tangkap ini sudah dilarang sejak 1980 silam. Namun, sampai saat ini masih banyak yang menggunakan.
Menanggapi aspirasi nelayan, Ganjar mengungkapkan akan mendorong aparat penegak hokum untuk lebih merespons keluhan para nelayan di pesisir Rembang tersebut.
Menurutnya, tata cara pengambilan ikan itu bagaimana, ada regulasi yang mengatur. Karena eksplorasi hasil atau kekayaan alam laut juga harus mempertimbangkan kelestarian.