REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sembilan nama muncul ssebagai calon presiden (capres) dari internal ParTai Keadilan Sejahtera (PKS). Kesembilan capres internal PKS ini diminta untuk melakukan sosialisasi untuk kesiapannya menyambut Pilpres 2019.
Ketua Bidang Humas DPP PKS, Ledia Hanifa Amaliah, munculnya sembilan nama itu berdasarkan masukan-masukan dan pemilihan internal PKS. "Kita mengumpulkan masukan-masukan semacam pemilihan internal untuk calon presiden dan wakil presiden," ujar Ledia saat dihubungi di Bandung, Jumat (16/2).
Kesembilan nama itu adalah Ahmad Heryawan, Gubernur Jawa Barat; Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno. Kemudian, kata dia, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al'Jufrie, Mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera.
Ledia menjelaskan, sembilan capres PKS ini diberikan kesempatan untuk sosialisasi di mana dewan pimpinan di tingkat pusat sudah membuat regulasi. Ledia menilai, sosialisasi bisa dilakukan pada bulan-bulan ini sebelum masuk masa pendaftaran capres dan cawapres. Menjelang pendaftaran, jelas dia, calon yang mancul harus satu, apakah menjadi capres atau cawapres.
Sembilan nama ini, kata Ledia, telah memiliki berbagai indikator kelaikan untuk menjadi capres PKS. Indikator pertama, sembilan nama itu adalah tokoh yang dipandang mampu mengelola negara, baik sebagai presiden maupun wapres.
Indikator kedua, calon-calon tersebut memiliki modal sosial yang cukup memadai. Indikator ketiga, mahami platform partai.
Terkait rencana koalisi, Ledia menyebut PKS hingga kini belum terpikir untuk berpisah dengan sekutunya, yakni Gerindra. Sehingga, pihaknya terus menggodok kualitas koalisinya dengan Gerindra jelang Pilpres 2019.