Selasa 20 Feb 2018 13:34 WIB

Trump Dorong Bertambah Pesatnya Permukiman Israel

Pemukim Tepi Barat mencapai 435.159 orang pada 1 Januari 2018

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Donald Trump.
Foto: EPA-EFE/Michael Reynolds
Presiden Donald Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV - - Jumlah pemukim Israel di Tepi Barat tumbuh hampir dua kali lipat di sepanjang tahun lalu. Permukiman Israel telah berkembang pesat bahkan diperkirakan sampai tahun-tahun mendatang berkat dorongan Presiden AS Donald Trump.

Pemimpin pemukim Israel di Tepi Barat, Yaakov Katz, mengatakan kepemimpinan AS di bawah Trump telah menciptakan suasana kondusif bagi pertumbuhan permukiman, setelah sempat dijegal Barack Obama selama delapan tahun.

 

Trump telah menunjuk tim Timur Tengah yang didominasi oleh orang-orang yang mendukung permukiman. "Ini adalah pertama kalinya, setelah bertahun-tahun, kami dikelilingi oleh orang-orang yang sangat menyukai kami, mencintai kami, dan mereka tidak berusaha untuk bersikap objektif," kata Katz.

Katz merilis laporan 'Statistik Penduduk Yahudi Tepi Barat' yang disponsori oleh Bet El Institution, sebuah organisasi pemukim terkemuka yang memiliki hubungan dekat dengan penasihat Timur Tengah Trump. Dia mengatakan, laporan tersebut berdasarkan data resmi dari Kementerian Dalam Negeri Israel yang belum dirilis untuk umum.

Menurut laporan itu, pemukim Tepi Barat mencapai 435.159 orang pada 1 Januari 2018, naik 3,4 persen dari 420.899 orang di tahun sebelumnya. Populasi pemukim telah tumbuh 21,4 persen dalam lima tahun terakhir.

Sebagai perbandingan, jumlah penduduk Israel tumbuh 1,8 persen menjadi 8,7 juta jiwa tahun lalu.  Menurut Katz, pertumbuhan permukiman yang cepat harus mendorong gagasan solusi dua negara yang didukung oleh orang-orang Palestina dan sebagian besar masyarakat internasional.

 

Berdasarkan pola pertumbuhan ini, populasi pemukim Tepi Barat dapat mendekati 500 ribu orang saat Trump meninggalkan jabatannya.

Beberapa presiden AS sebelumnya, baik dari Partai Republik maupun Demokrat, telah menyetujui gagasan solusi dua negara. Mereka telah bergabung dengan masyarakat internasional dalam menentang permukiman sebagai penghambat perdamaian.

Namun setelah bertahun-tahun gagal mengupayakan perdamaian, Trump justru mengambil jalur yang berbeda. Dia mengatakan dia akan mendukung solusi dua negara hanya jika kedua belah pihak menyetujuinya.

Trump juga telah mengambil sikap lebih lembut terhadap permukiman.  Duta besarnya untuk Israel, David Friedman, adalah mantan presiden Lembaga Tar El. Kepala penasihat Timur Tengah, yaitu menantunya Jared Kushner, dilaporkan telah banyak menyumbang kepada kelompok tersebut.

 

Baca juga, Trump Jadi Presiden Terburuk dalam Sejarah AS.

 

Hubungan mendalam dengan permukiman telah memicu kecurigaan masyarakat internasional terhadap Gedung Putih. Kecurigaan tersebut semakin dalam setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Desember lalu.

Pengakuan Trump ini mendorong orang-orang Palestina untuk mengatakan bahwa AS tidak dapat lagi menjadi mediator yang jujur bagi perdamaian Timur Tengah.

 

Pimpinan negosiator Palestina Saeb Erekat mengatakan, perkembangan permukiman Israel akan menghancurkan solusi dua negara. Menurutnya, pernyataan Trump telah mendorong pembangunan permukiman yang lebih banyak.

"Apa yang perlu dilakukan dunia, termasuk pemerintah Amerika, adalah mengutuk permukiman tersebut sebagai permukiman yang tidak sah dan ilegal, serta mengakui asas dua negara di perbatasan 1967. Jika mereka ingin menyimpan harapan dalam proses perdamaian di masa depan, mereka harus menghentikan rencana ini," ujar Erekat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement