REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Indonesia turut berkontribusi memeriahkan perayaan Harmony Day di Australia dengan permainan musik angklung. Perayaan itu diselenggarakan Pemerintah Kota Randwick, Australia, di The Spot Festival di Randwick.
Seperti disampaikan dalam keterangan pers dari KJRI Sydney yang diterima di Jakarta, Selasa (13/3), komunitas Indonesia memeriahkan festival tersebut dengan menampilkan musik angklung, sekaligus untuk mempromosikan musik angklung kepada masyarakat setempat.
Pertunjukan musik angklung tersebut merupakan kolaborasi antara KJRI Sydney dan komunitas Indonesia di Sydney, yaitu kelompok Musik Angklung dari Indonesian Presbyterian Church di Randwik.
Konsul Zani Murnia dari KJRI Sydney yang menghadiri perayaan Harmony Day memberikan sambutan dan menjelaskan mengenai musik angklung kepada pengunjung yang memadati panggung pentas Harmony Stage.
Sebanyak 24 orang pemain angklung selama sekitar 20 menit menampilkan lagu-lagu tradisional dan nasional Indonesia serta lagu internasional seperti Waltzing Matilda dan Amazing Grace.
"Atas nama Pemerintah Indonesia, saya menyampaikan apresiasi atas kesempatan ini untuk menampilkan tradisi dan budaya Indonesia pada sebuah festival multikultur sebesar ini," ungkap Zani Murnia.
The Spot Festival merupakan festival terbesar Dewan Kota Randwick yang dikunjungi sekitar sekitar 20.000 orang dalam sehari pelaksanaannya. Penampilan angklung Indonesia merupakan satu dari empat pertunjukan budaya di Harmony Stage.
Wali Kota Randwick, Lindsay Shirley, juga hadir dan membuka festival tersebut. "Komunitas kita diberkahi dengan lebih dari 100 etnis yang berbeda," kata Wali Kota Shirley.
"The Spot Festival menawarkan kesempatan besar kepada setiap orang untuk datang dan merayakan keberagaman budaya Australia, inklusivitas, rasa hormat dan rasa memiliki melalui kuliner dan musik," ujar Wali Kota Shirley.