- REPUBLIKA.CO.ID,Umat Islam di era kekhalifahan telah mampu membuat aneka ragam jenis roti. Berdasarkan catatan sebuah risalah berbahasa Arab, umat Muslim telah mampu mencipatan sekitar 12 jenis roti. Yang paling lazim, kata Al-Hassan, adalah roti berbentuk pipih dan dibuat dari tepung gandum.
Cara paling sederhana untuk membuat roti pada masa itu dengan meletakkan piringan baja cembung di atas tungku dari batu.
Setelah itu, adonan didatarkan hingga tipis, kemudian ditaruh di atas pelat panas dan dibakar selama kurang lebih tiga menit. Roti seperti itu disebut Khubz-il Saj atau "Roti Saj". Roti jenis itu sangat populer di Suriah dan Palestina.
''Roti juga terkadang dibakar dalam oven,'' ungkap Hill. Orang Palestina bisanya menggunakan oven bernama tabun.
"Tabun digunakan orang-orang desa. Oven kecil ini (tannur) diletakkan di bawah tanah dan lantai yang ditaburi batu kerikil. Di bawah dan sekitar oven dibakar kotoran hewan. Ketika sudah memerah panas, papan roti diletakkan di atas batu kerikil itu," tutur geografer Muslim, Al-Muqadassi, dalam catatan perjalanannya.
Di kota-kota Islam, pembakar roti menjadi sebuah profesi. Pada masa itu, orang-orang di Spanyol Islam dan Maroko, papar Al-Hassan, membawa adonan roti yang dibawa dari rumah ke toko-toko untuk dibakar.
''Hanya para pelancong atau orang-orang miskin tak punya rumah yang membeli roti di pasar,'' ungkap Al-Hassan.
Pembakar roti profesional sudah menggunakan oven besar yang disebut furn. Tukang bakar roti disebut farran atau khabbaz. Tukang roti diawasi seorang muhtasib. Rancangan oven pemanggang roti pun beraneka macam jenisnya.