Kamis 05 Apr 2018 13:50 WIB

KKP: Masalah Tumpahan Minyak tak Cukup Dibersihkan

Tumpahan minyak di Teluk Balikpapan berdampak secara ekonomi, ekologi dan sosial.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Teguh Firmansyah
Pantauan tumpahan minyak di Balikpapan melalui citra satelit radar.
Foto: dok. Lapan
Pantauan tumpahan minyak di Balikpapan melalui citra satelit radar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Mohamamad Zulficar Mochtar menyesalkan kejadian tumpahnya minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Menurutnya, penyelesaian masalah itu tak hanya berupa pembersihan saja, tetapi perlu juga dicari solusi terhadap hal-hal yang terdampak lainnya.

"Jadi ada dampak secara ekonomi, ekologi, dan sosial juga. Untuk itu, saya kira ini tak bisa dilakukan sendiri. Ini kita perlu mencari solusinya sama-sama," kata Zulficar di bilangan Jakarta Pusat, Kamis (5/4).

 

photo
Seorang petugas melakukan pembersihan di lokasi dekat tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Rabu (4/4).

Menurutnya, perosalan yang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan itu harus benar-benar dicarikan solusinya. Solusi tersebut pun, kata dia, tidak sekadar membersihkan minyak-minyak yang mencemarkan air laut di sana.

 

Baca juga, KLHK: Ribuan Hektare Wilayah Laut Terdampak Tumpahan Minyak.

 

"Terus terang ini dampaknya bisa kemana-mana. Ada arus dan kemana-mana. Sehingga, ini perlu upaya mitigasi dan antisipasi yang efektif," jelas dia.

Karena itu, lanjutnya, kini sudah banyak tim yang terjun ke lapangan untuk mengatasi persoalan tersebut, termasuk dari KKP. Kejadian kebocoran pipa minyak itu juga menyebabkan kematian biota laut yang ada di sekitar Teluk Balikpapan.

 

Di lapangan, KKP melakukan pengecekan seberapa parah hal itu dan akan membuat rencana aksi ke depan."Yang jelas, saya kira dari pihak-pihak yang terkait ini tentu saja harus jadi yang terdepan untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut. Kemudian kerugian terhadap nelayan, dampak-dampaknya ini harus kita selesaikan," tutur Zulficar.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3) disebabkan patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan.

"Pipa baja diameter 20 inci, tebalnya 12 milimeter dan di kedalaman 25 meter," kata General Manager (GM) Pertamina Refinery Unit (RU) V Togar MP saat jumpa pers di Balikpapan, Rabu (4/4).

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pun telah menyampaikan luasan wilayah perairan laut yang terdampak tumpahan minyak mentah di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, yang terjadi pada Sabtu (31/3) mencapai ribuan hektare.

"Luasannya mencapai tujuh ribu hektare dengan panjang pantai di sisi Balikpapan dan Penajam Paser Utara sekitar 60 kilometer," kata Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) KLHK Tri Bangun Laksana kepada wartawan di Balikpapan, Rabu (4/4).

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement