Kamis 05 Apr 2018 15:20 WIB

Metode Pengajaran Dikte di Peradaban Islam

Dikte dianggap sebagai sebuah tahapan pengajaran tertinggi.

Ilmuwan Muslim.
Foto: Metaexistence.org
Ilmuwan Muslim.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Metode pengajaran ikut menopang perkembangan sebuah peradaban. Demikian pula, yang terjadi di dunia Islam. Sejumlah metode pengajaran dianut dan dikembangkan. Lalu, kian menumbuhkan kesuburan tradisi keilmuan yang mendorong berkembangnya peradaban Islam.

Sebuah buku yang ditulis seorang ilmuwan, Adam Mez, berjudul Die Renaissance des Islam dalam bab orang-orang terpelajar, paling tidak terungkap sejumlah metode pengajaran yang berkembang di dunia Islam, di antaranya dikte atau imla dan tadris atau penjelasan sebuah subjek.

Dikte dianggap sebagai sebuah tahapan pengajaran tertinggi. Dalam metode ini, seorang guru mendiktekan teks-teks sebuah subjek mata pelajaran. Lalu, para siswa menuliskan apa yang disampaikan gurunya agar tak lupa.

Dalam pembahasan mengenai metode pengajaran dikte, dapat merujuk pada karya Al Suyuthi tentang seorang ahli leksikografi yang bernama Abu al-Qashim al-Zajjaji. Ia mengatakan, Al Zajjaji memiliki banyak kumpulan dikte dalam sebuah bundel besar.

Al Zajjaji juga dikisahkan menggunakan metode dikte pada saat memberikan penjelasan kepada para siswanya. Bahkan, Al Suyuthi menyatakan sepanjang pengetahuan dia, orang terakhir yang melakukan metode dikte ini adalah Al Zajjaji.

Al Suyuthi, seorang cendekiawan yang meninggal dunia pada 1505 Masehi, menegaskan sepanjang pengetahuannya. Sebab, beberapa masa kemudian muncul sejumlah cendekiawan Muslim lainnya yang menerapkan metode yang sama dalam memberikan pengajaran.

Di antaranya adalah Al Amidi, Al Khaththabi, Al-Zujaji, Al-Marzuqi, Ibn al-Barri, dan Ibn al Hajib. George A Makdisi dalam bukunya Cita Humanisme Islam mengungkapkan, pada abad ke-9, metode ini banyak digunakan para teolog dan filolog.

sumber : Islam Digest Republika
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement