REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin berharap proses hukum terhadap Sukmawati Soekarnoputri, terkait puisi berjudul 'Ibu Indonesia', tidak dilanjutkan. Menurutnya, Sukmawati tidak mempunyai niat sedikitpun untuk menghina agama Islam.
Selain itu, Kiai Ma'ruf Amin mengatakan Sukmawati juga sudah meminta maaf secara langsung baik melalui media maupun MUI. "Sebaiknya tidak perlu diteruskan daripada kita buang energi dan menimbulkan kegaduhan. Kalau bisa saya mengimbau seperti itu," ujar Kiai Ma'ruf usai menerima kunjungan Sukmawati di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis (5/4).
Terkait dengan puisi Sukmawati ini, sebagaian kelompok umat Islam tidak ingin mencabut laporannya dari kepolisian. Namun, Kiai Ma'ruf berharap umat Islam yang melaporkan tersebut bisa berubah pikiran demi persatuan bangsa Indonesia.
"Kita lihat mudah-mudahan saja ada pikiran berubah. Kalau boleh saya berharap karena beliau sudah datang apa salahnya kita memberikan maaf. Saya kira gak ada salahnya. Saya hanya bisa berharap," ucap Rais Aam PBNU ini.
Belakangan memang marak pelaporan terkait kasus penistaan agama. Karena itu, Kiai Ma'ruf mengatakan, silaturrahim dan tabayun antar umat Islam sangat penting, sehingga tidak terjadi kesalahpamahan. Dia pun menegaskan bahwa MUI siap memediasi antara umat Islam yang menjadi pelapor dengan Sukmawati.
"MUI itu selalu siap untuk membangun keutuhan bangsa. Jangankan siang, malam pun kita siap," kata Kiai Ma'ruf.
Sukmawati Soekarnoputri meminta maaf atas puisi berjudul 'Ibu Indonesia' yang dibacakan dalam acara 29 tahun Anne Avantie berkarya, Rabu (28/3) lalu. Sukmawati mengaku tidak memiliki niat menghina umat Islam Indonesia dengan puisi yang dibacakannya.
"Dari lubuk hati paling dalam, saya mohon maaf lahir dan batin kepada umat Islam Indonesia," ucapnya sambul menangis dalam konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (4/4).
(Baca: Sambil Menangis, Sukmawati: Saya Mohon Maaf ke Umat Islam)