REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignatius Jonan memantau peristiwa minyak tumpah di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur. Menurutnya, langkah terbaik yang mesti diambil seharusnya fokus menangani pencemaran linkungan.
Menteri Jonan mengatakan sudah berkomunikasi dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar menyangkut hal tersebut. Sehingga tim sudah diterjunkan ke lokasi guna meneliti kebocoran sekaligus menanggulanginya.
"Kalau minyak tumpah, yang paling serius itu masalah pencemaran lingkungan hidup, ibu menteri LHK sudah beritahu dan tim untuk selidiki dan periksa dampak lingkungan dan akibatnya. Penanganan sudah," katanya pada wartawan dalam kunjungan ke Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (5/4).
Saat disinggung soal kurangnya perawatan pipa hingga menyebabkan kebocoran, ia berkelit. Ia meminta supaya masyarakat tidak mengambil kesimpulan itu hingga diputuskan oleh tim penyelidik.
"(perawatan pipa kurang?) jangan berasumsi begitu, kan ada tim (penyelidikan) sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, PT Pertamina mengakui tumpahan minyak di Teluk Balikpapan, Kalimantan Timur, Sabtu (31/3) disebabkan patahnya pipa penyalur minyak mentah dari Terminal Lawe-lawe di Penajam Paser Utara ke Kilang Balikpapan. Pada awalnya, pihak Pertamina menduga tumpahan minyak itu berasal dari marine fuel oil atau minyak kapal.
Kebocoran atau tumpahan minyak ke laut ini pertama diketahui pukul 03.00 WITA dini hari Sabtu (31/3). Dari kejadian kebakaran itu, sebanyak lima orang tewas, satu orang mengalami luka bakar, dan 20 orang selamat. Kapal kargo MV Ever Judger mengalami terbakar sekoci penyelamatnya setelah api menjalar dari tali kapal.