REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Masyarakat Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengerahkan 10 ribu massa guna menggelar aksi demonstrasi terkait penanganan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Sukmawati Soekarnoputri di Kantor Bareskrim Mabes Polri.
"Sekitar 10 ribu massa," kata Humas Persaudaraan Alumni 212 Novel Bamukmin melalui pesan singkat pesan singkat di Jakarta, Jumat (6/4).
Tujuan diadakannya demonstrasi tersebut untuk mendesak Bareskrim Polri agar menangkap dan menahan Sukmawati Soekarnoputeri. Karena kasus puisi berjudul Ibu Indonesia yang dinilai telah menodai agama.
"Puisi yang dibacakan itu telah melecehkan syariat Islam. Masa sari konde Ibu Indonesia itu lebih baik daripada cadar dan suara kidung nyanyian itu lebih merdu dari suara azan, kami akan aksi di Bareskrim agar menangkap dan penjarakan penista agama," tutur Novel.
Novel mengkonfirmasi bahwa aksi tersebut akan digelar pada Jumat siang setelah salat Jumat berjamaah di Masjid Istiqlal. Menurut dia, Masjid Istiqlal menjadi titik kumpul massa.
Usai menunaikan shalat Jumat, massa akan berjalan kaki menuju Kantor Bareskrim Polri di Jakarta Pusat dan berorasi di sana. Demonstrasi yang dinamakan Aksi Bela Islam itu dipicu oleh adanya puisi yang dibacakan Sukmawati pada acara Indonesia Fashion Week 2018 beberapa waktu lalu.
Umat muslim keberatan dengan beberapa bait dalam puisi tersebut karena dinilai telah mencampuradukkan agama dan budaya. Sementara itu, Polda Metro Jaya bersama unsur TNI mengerahkan 6.500 personil guna mengamankan aksi unjuk rasa di Bareskrim Mabes Polri Jakarta Pusat itu.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono mengatakan sebelum menuju Bareskrim Polru di Jalan Medan Merdeka Timur Jakarta Pusat, massa Persaudaraan Alumni (PA) 212 akan menunaikan sholat Jumat di Masjid Istiqlal. Massa PA 212 mengusung tema "Ayo Dukung Polri Tangkap, Adili dan Penjarakan Penista Agama, Reaksi atas Puisi Ibu Indonesia".